Setiap potensi tersebut seringkali tidak diasah dan dimanfaatkan secara optimal demi meraih apa yang diinginkannya. Â Sehingga tidak ada cara lain, hanya dengan keyakinan dan ketekunanlah potensi tersebut bisa mencapai potensi tertinggi yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Menerima apa yang diberikan Tuhan dengan rasa sukur
Ada yang menganggap orang lain selalu memiliki semua kelebihan, dan menganggap diri ini memiliki segudang masalah yang orang lain tidak miliki. Â Padahal setiap orang mempunyai persoalan yang boleh jadi sama, meskipun takarannya berbeda.Â
Seperti halnya sosok Milan yang memiliki potensi pergaulan yang luas, kemampuan mengendarai roda empat, adalah salah satu pontensi yang hakekatnya bisa dikembangkan dan digunakan untuk bertahan hidup.Â
Sayangnya dua sisi kelebihan ini seperti diabaikan dan menganggap tidak memiliki potensi apa-apa, sebaliknya hanya melihat kelebihan orang lain.Â
Padahal, secara alami, satu potensi saja yang dikembangkan dan dioptimalkan kemampuannya, maka akan menjadi ladang emas bagi kehidupannya. Contoh sederhananya, seorang pengayuh becak, memiliki pontensi bisa mengayuh becak tanpa takut oleng dan kemampuannya mencari pelanggan, maka secara perlahan kehidupannya akan berubah lantaran mendapatkan hasil dari pekerjaannya dengan konsumen yang bertambah. Bahkan diceritakan seorang pengayuh becak ternyata bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana lantaran penghasilannya yang besar dari para pelanggannya. Bisa membeli becak sendiri dan menambah becak baru untuk disewakan pada orang lain.
Begitu pula sopir, saya memiliki teman sosok sopir yang ternyata mampu menikah dan membiayai kehidupannya dengan istri yang cantik. Apa yang dia miliki? Yap, kejujuran dan kemampuan mengendarai mobil dengan baik dan nyaman inilah yang membuat rezekinya terus mengalir. Selain itu kepasrahan dan keikhlasan dalam niat untuk beribadah, sosok sopir ini sukses dalam kehidupannya.
Boleh jadi saat ini orang-orang di sekitar kita adalah sekumpulan manusia sukses dengan aneka profesi. Tapi perlu dipahami, kesuksesan mereka dengan beragam profesinya akan selalu ada celah untuk kita manfaatkan kemampuan kita mencari rezeki di dalamnya.
Seorang pejabat negara, biasanya membutuhkan sopir pribadi dalam bertugas, seorang peternak, membutuhkan pekerja kandang yang siap membantunya. Bahkan seorang presiden pun selalu membutuhkan wakil dan para mentri untuk menyelesaikan visi dan misinya.Â
Tidak ada kegagalan yang benar-benar membuat kita berakhir dalam kegagalan itu, selain kita mau memaafkan diri sendiri karena telah gagal dan kembali bangkit untuk berjuang. Dan di balik kegagalan, selalu ada kesuksesan di depan kita. Tinggal mau berjuang atau justru pasrah kalah dengan keadaan itu yang akan membedakan setiap insan.
Bahkan Tuhan pun mewahyukan bahwa "Karena sesungguhnya, dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.. (QS. Al-Insyirah: 5-6)