Menulis menghiasi dunia di antara karya hebat lainnya
Ibarat kata di atas langit pasti ada langit. Setiap tulisan yang dihasilkan selalu saja ada penilaian negatif, positif atau netral saja, alias tidak memberikan ekspresi apapun.Â
Bagi yang mendapatkan nilai positif, maka karya mereka seperti bumbu masakan yang akan menambah kelezatan sebuah masakan tadi. Sebenarnya para pembaca bukanlah orang-orang yang tidak tahu sama sekali-karena di antara mereka adalah kaum cerdik pandai- namun mereka mendapatkan inspirasi baru dari karya orang lain.Â
Atau mendapatkan bumbu yang semakin memperlezat imajinasi pembacanya meskipun hakekatnya mereka pun memahami apa yang ditulis orang lain dengan pengetahuan yang dimiliki.
Seorang guru yang mengajari muridnya bukan berarti guru lebih pintar, tapi karena kebetulan mereka lebih dulu belajar. Sedangkan di abad ini, banyak murid yang lebih pintar dari gurunya karena mudahnya mengakses informasi digital yang "seperti" tiada batas.Â
Walaupun hakekatnya internet atau buku-buku yang sudah dibacapun masih belum sepenuhnya merangkum semua pengetahuan. Seperti setetes air di luasnya samudra.
Seandainya setiap penulis adalah sosok yang paling tahu atas segala hal, maka pengetahuan itu akan berhenti pada satu orang. Tapi faktanya satu orang penulis akan melahirkan penulis lain dengan karya yang berbeda atau melengkapi yang sudah ada dengan karya yang fenomenal.
Boleh jadi tahun '90-an para penulis menghasilkan karya yang hebat, tapi 2050 boleh jadi akan lahir penulis baru dengan karya imajinasi yang lain yang jauh dari pemikiran orang saat ini. Apalagi bagi penulis sains atau pengetahuan, selama berabad-abad lamanya mengalami perkembangan dan kemajuan yang luar biasa.
Namun demikian, bagaimanapun hebatnya sebuah karya, itu adalah hasil kreasi yang terbaik bagi pembuatnya dan pada masanya. Termasuk betapa penilaian orang pun akan berbeda terhadap karya seseorang di setiap jaman.