Saya selaku orang tua santri pun merasa tersinggung dan menganggap apa yang Anda tuliskan adalah tulisan bodoh dan ngawur dari seorang aktivis dan penggiat sosial.Â
Saya enggan mengatakan bahwa budaya literasi Anda sangat rendah. Dan saya enggan mengatakan ketajaman berfikir dan kemampuan menganalisis dampak atas sebuah tulisan bisa berpengaruh negatif bagi orang lain.
Meskipun saya tahu bahwa selama ini tulisan-tulisan Anda selalu menganggap para pemakai tulisan Laa Ilaaha Illallah itu selalu dianggap radikal. dan itupun sungguh tuduhan yang sangat menyakitkan.
Maka dengan tulisan ini pun saya berusaha mengingatkan MAS DENNY yang Ganteng, Janganlah membuat gaduh dan menyebar opini yang menyesatkan. Janganlah mencari hiburan di media sosial dengan mengumbar fitnah. Itu nggak baik dan keji Mas.
Apakah Anda tidak ingin rakyat di negeri ini adem tentrem, damai dan penuh solidaritas? Dan apakah Anda selalu negatif thinking jika ada orang Islam yang bangga dengan kalimat Tauhid itu?
Cobalah untuk ngerem sedikit saja, agar apa yang ada dalam fikiran Anda tidak selalu melecehkan dan menyebarkan adu domba terhadap rakyat negeri ini.
Saya tidak menampik juga bahwa Anda tengah mencari sesuap nasi dari apa yang Anda tuliskan. Tapi mbok ya jangan memfitnah dan membuat kegaduhan.
Kepada Saudaraku Mas Denny Siregar
Bagaimanapun bentuk penghinaan dan tuduhan teroris pada saudara kami santri adalah bentuk kriminalisasi pemikiran dan pembunuhan karakter bagi kaum santri termasuk keluarga kami. Padahal santri yang Anda anggap calon teroris adalah para calon Hafidz Qur'an yang akan menjaga prilaku mereka seperti perilaku yang suci dari ajaran kitab suci kami.
Maka, sepatutnyalah apa yang Anda tuduhkan akan menjadi bumerang karena Anda sudah membuat fitnah dan membuat opini negatif seolah-olah santri-santri tersebut (dan mewakili santri lain) adalah calon teroris. Bahwa opini yang Anda sebarkan seolah-olah Anda menggiring para pembaca agar membenci para santri dan menganggap mereka sebagai musuh bersama.
Padahal dengan fitnah dan tuduhan tanpa bukti bisa menjadi preseden buruk bagi hak-hak individu dalam negara hukum. Dan sepatutnya Anda mengakui kesalahannya serta menerima akibat terburuk dari opini "sesat" yang Anda sebarkan.