Dua hari yang lalu saya teringat jika pada saat itu harus menunaikan kewajiban saya sebagai pemilik kendaraan bermotor. Sepeda motor itu tepat harus ditunaikan pajaknya.
Saya sempatkan mempercepat pembayaran karena tiga tahun silam si kuda besi itu harus menunggak pembayaran. Apesnya saya harus mendapatkan denda karena keterlambatan itu.
Sebuah pelajaran berharga bahwa bagaimanapun situasinya saya harus menatuhi kewajiban sebagai warga negara yang baik dan mengikuti selogan "Orang Bijak Taat Pajak".
Dan seperti biasa saya memasuki pintu masuk kantor layanan pajak itu. Namun, yang membuat saya agak ragu karena halaman Samsat ternyata banyak dipenuhi antrian calon pembayar pajak . Seperti ghalibnya, sayapun mengikuti tata tertib yang sudah ditetapkan yaitu budayakan antri.
PELAYANAN ERA COVID-19
Ada yang membuat saya kaget adalah ketika halaman samsat tersebut berdiri tarub yang dipakai untuk mengantri para pembayar.
Di pintu masuk saya langsung disuguhi tempat cuci tangan beserta sabun cuci tangannya. Semua orang pun mengikuti aturan yang sama. Sebelum masuk dipastikan memakai masker.
Setelah itu ada gadis muda yang menunjukkan  alat test covid yang di dekatkan di kening saya. Katanya "suhu badan bapak 36 derajat. Jadi bapak boleh masuk." Saya pun ndloyor dan langsung menuju ke tempat foto copy. Untuk mengkopy dokumen pajak seperti KTP, STNK dan BPKB.  Saya harus menyerahkan uang 8.000 rupiah kepada petugas.
Di tempat tersebut nampak antrian lumayan banyak, tapi jarak antar manusia amat dijaga. Â Sepertinya masyarakat sudah paham atas risiko penularan virus antar manusia, maka lebih baik mematuhi protokol kesehatan.
DALAM GEDUNG ADA POJOK BACA DAN RUANG MENYUSUI
Sepertinya fasilitas ini sudah lama diadakan. Maklum karena biasanya antrian di dalam begitu padat dan boleh jadi ada ibu-ibu menyusui yang harus menyusui anaknya, serta buku-buku yang bisa jadi obat jenuh dikala mengantri.
Saya mengapresiasi langkah ini. Lantaran setiap orang punya kebutuhan yang mendesak. Seperti menyusui anak-anaknya bagi ibu-ibu yang membawa baby-baby mereka.
Apalagi dalam masa tunggu, tentu kejenuhan bisa melanda semua orang. Maka di dalampun di sediakan tempat membaca buku agar kejenuhan sedikit terobati.
ADA PENGANTRI YANG MELANGGAR
Meskipun setiap bangku panjang ada tanda jaga jarak duduk, nyatanya masih ada saja yang duduknya berdekatan. Boleh jadi memang karakter kita yang suka melanggar meskipun risikonya besar.
Padahal salah satu protokol covid-19 adalah selalu menjaga jarak dengan orang lain.
PELAYANAN LEBIH CEPAT
Saya tidak terlalu perhatian atas kenakan pajak kendaraan-jika ada, karena yang kebanyakan orang inginkan adalah pelayanan yang ramah, cepat dan tepat. Â Karena siapa sih yang mau berlama-lama dalam membayar kewajiban ini.
Sepertinya dipercepatnya waktu pembayaran karena mencegah pertemuan orang yang terlalu lama demi mencegah pandemi ini menular. Meskipun sudah diceck sehat, namun siapa yang tahu jika orang tersebut adalah OTG alias orang tanpa gejala. Biasanya selepas dzuhur sekira pukul 13.00 siang baru dibuka, eh saat ini pukul 11.00 pagi sudah bisa diambil.
SEMUA KABUPATEN KOTA SE-LAMPUNG BISA MEMBAYAR DI SANA
Ada satu hal yang cukup menarik adalah Samsat Metro pun melayani calon pembayar yang berdomisili di daerah lain. Alasannya karena saat ini sudah sistem online, jadi data setiap pemajak ada dalam satu server.
Itulah hal-hal yang membuat saya terkejut alias terkaget-kaget ketika saya membayar pajak di Samsat Metro.
Semoga saja layanan yang Prima selalu menjadi point penting dalam memberikan layanan terbaik dalam bidang perpajakan ini.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H