Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Membunuh Rasa Jenuh di Rumah dengan Menanam Sayur

2 Juli 2020   19:25 Diperbarui: 3 Juli 2020   17:03 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar budidaya cabai menggunakan media polybag (Dokumentasi pribadi)

Semenjak Maret yang lalu, negeriku diserang oleh wabah Covid-19. Tak hanya Indonesia yang menjadi bulan-bulanan virus mematikan ini, karena sampai detik ini, hampir semua negara merasakan penderitaan yang sama karena serangan virus yang sungguh datangnya tak diduga-duga.

Semua orang panik, bingung dan bertanya dalam hati, "sampai kapan wabah ini harus berakhir?" Dan berarti kurang lebih empat bulan masyarakat kita juga diteror dengan makhluk yang amat kecil ini.

Dampak dari serangan covid-19 secara langsung adalah berhentinya ladang-ladang ekonomi negeri yang notabene menjadi penyokong kehidupan masyarakatnya. Ada yang berhenti sejenak karena banyak yang terpapar virus, bahkan ada yang lebih parah hingga matinya sumber-sumber penghidupan masyarakat.

Tidak sedikit perusahaan yang bangkrut, PHK massal, dan yang lebih miris lagi, kemiskinan merajalela. Tidak hanya sektor ekonomi yang terhenti untuk beberapa saat, karena sektor pendidikanpun mengalami persoalan yang sama. Untuk sementara waktu dilakukan pembatasan sosial dan menjauhi kerumuman. Dampaknya sekolah-sekolah pun diliburkan untuk sementara waktu.

Meskipun saat ini ada beberapa wilayah yang sudah bisa melakukan aktivitas publik secara normal lantaran status zona hijau, namun ada beberapa wilayah yang sampai saat ini masih berstatus zona merah. Otomatis meskipun diterapkannya new normal oleh pemerintah, aktivitas ekonomi masyarakat serta pendidikan masih terkendala.

Korban terus berjatuhan dan tak sedikit yang merenggut korban jiwa. Sedih, pilu dan kejenuhan melanda, karena terlalu lama berada di rumah. Tak hanya para pengusaha saja yang mengalaminya, karena para pekerja harian juga mengalami nasib yang sama. 

Banyak di antara mereka yang mengalami kebingungan lantaran status yang membatasi gerak masyarakat ini, meskipun tak sedikit yang harus menghapus rasa jenuh dengan aktivitas bermanfaat.

Gambar budidaya cabai menggunakan media polybag (Dokumentasi pribadi)
Gambar budidaya cabai menggunakan media polybag (Dokumentasi pribadi)

Membunuh jenuh dengan bertanam 
Apa yang dialami masyarakat pada umumnya terkait akibat terlalu lama berada di dalam rumah tanpa aktivitas yang berarti adalah rasa jenuh, bosan dan sedikit stress pun melanda.

Namun, ketika kondisi negatif tersebut terus menghimpit, ternyata jika dibiarkan berlarut-larut, akan benar-benar merusak fisik dan kejiwaan seseorang. Termasuk penulis sendiri yang merasakan tekanan yang cukup dahsyat lantaran terkungkung di dalam rumah.

Meksipun sebagai pendidik masih mendapatkan tugas mengajar secara daring (online) yang disebut belajar dari rumah (BDR) ternyata begitu banyak waktu yang semestinya dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Apa yang penulis lakukan? Yaitu menanam sayuran di pekarangan rumah. Dalam kegiatan tersebut, penulis menggunakan media tanam polybag agar tempat yang sempit di pekarangan rumah bisa dimanfaatkan secara optimal.

Kegiatan yang penulis lakukan adalah melakukan pembuatan media tanam, yaitu: menyiapkan kotoran ternak (kotoran kambing), merang bakar, dan merang yang sudah mulai membusuk kemudian dicampur dengan tanah secukupnya.

Media tanam tersebut sebenarnya bisa saja dibuat kompos dahulu dengan pencampuran antara kotoran ternak, merang dan bekatul. Agar proses pembuatan kompos bisa terjadi dengan cara dicampur dengan AM4 atau zat penumbuh bakteri yang akan mengurai media tanam tersebut menjadi kompos.Jika sudah dilakukan pembuatan dengan rentang beberapa hari, maka media tanam sudah siap digunakan.

Namun dalam hal ini, penulis hanya menggunakan media kotoran ternak yang sudah lama, dicampur dengan merang yang sudah membusuk dan dicampur pula dengan merang yang sudah dibakar dan menjadi arang.

Dengan media tanam tersebut, cukup bisa membuat beberapa media tanam dalam polybag dan tanaman siap dibudidaya. Setelah benih disemai beberapa hari, setelah siap ditanam kemudian dipindahkan ke media tanam yang sudah disiapkan telebih dahulu.

Kegiatan ini cukup sederhana sehingga mudah sekali dilakukan. Untuk mencegah serangan semut atau serangga, penulis menggunakan insektisida secukupnya agar tanaman bisa tumbuh dengan sempurna.

Budidaya tanaman dalam polybag di masa pandemi ini ternyata bermanfaat nyata. Misalnya ketika suasana yang sangat menjenuhkan maka energi yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman secara sederhana. 

Pikiran yang biasanya kalut karena terlalu lama berdiam diri di rumah, bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan sayuran yang bisa mengurangi kebutuhan dapur. 

Selain menggunakan polybag, pekarangan yang sedikit pun bisa dimanfaatkan bertanaman sayuran lain berupa kacang panjang yang ternyata hasilnya juga cukup memuaskan.

Bertanam kacang panjang di pekarangan (Dokumentasi pribadi)
Bertanam kacang panjang di pekarangan (Dokumentasi pribadi)
Alhamdulillah dengan kegiatan yang amat sederhana ini, cabai dan sayuran sedikit banyak bisa terpenuhi dengan menanam sendiri. Pikiran yang jenuh, jiwa yang terasa bosan karena terkungkung Covid-19, kali ini bisa diatasi dengan kegiatan yang sederhana namun bermanfaat.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun