Sedangkankan saya sendiri, ketika berlebaran selain "sungkem" terhadap orang tua sendiri yang tinggal bapak, untuk bisa menemuinya saja sudah alhamdulillah. Melihat kesehatan yang baik menambah rasa syukurku pada Allah SWT.
Bahkan tidak hanya menemui orang tua "kandung" saja, karena orang tua, sesepuh kampung pun berhak dikunjungi.
Menumpahkan rasa rindu terhadap orang tua, merupakan wujud dari rasa cinta kepada orang-orang yang dicintai.
2. Sungkem atau Saling Meminta Maaf
Fenomena tulisan ucapan minal aidin wal faizin di media sosial merupakan ekses dari kemajuan teknologi. Ketika masyarakat sudah menikmati teknologi, maka mau tidak mau bisa menggunakannya pada pada hal-hal yang berkaitannya dengan hari raya.Â
Menggunakan media sosial sebagai ajang mengucapkan hari lebaran sekaligus ungkapan tulus untuk saling memaafkan ternyata sedikit banyak mewakili orang-orang yang tidak bisa menemui keluarga atau kolega untuk bisa berjabat tangan dan saling memaafkan.
Kemajuan teknologi komunikasi tersebut tentu saja tetap memberikan manfaat bagi siapa saja yang ingin berkomunikasi jarak jauh.Â
Bahkan bukan hanya tulisan atau selebaran yang disebar di medsos, karena melalui video call atau sekedar SMSsaja saat ini sudah bisa melakukannya.
Namun bagi saya, menemui orang-orang yang dicintai secara langsung adalah saat-saat paling mengharukan. Saya bisa langsung menunduk dan meminta maaf semoga kesalahan yang sudah dilakukan bisa dimaafkan.Â
Baik dengan bahasa daerah atau bahasa Indonesia meminta maaf dan saing memaafkan adalah hal yang penting ketika berada dalam situasi lebaran. Meskipun saling memaafkan tidak terbatas pada saat hari raya saja, namun ketika moment penting tersebut, maka ungkapan penyesalan dan saling memaafkan akan lebih khusyu' lagi.
3. Berbagi angpau atau hadiah