Seperti apa yang saya alami beberapa hari yang silam, meskipun bersemangat menulis separagraf demi paragraf hingga berbentuk tulisan, nyatanya fisik harus menerima kondisi down. Dalam kelelahan harus merasakan sakit yang awalnya tidak pernah diduga. Bayangkan saja, ketika berangkat dalam kondisi fit, eh giliran sudah mengikuti pelatihan selama beberapa haris jatuh dalam kesakitan. Tidak ada yang bisa membantu dan hanya menyimpan rasa sakit itu dengan mencari obatnya.Â
Mungkin saat itu adalah saat-saat paling menyedihkan. Disaat tubuh ini ingin mendapatkan perawatan nyatanya tidak ada yang bisa membantu. Mungkin salah sendiri karena tidak mencari dokter yang bisa memulihkan rasa sakit tersebut dan salahnya mengapa fisik begitu lemah hingga harus jatuh sakit.Â
Namun, lagi-lagi tidak ada daun yang jatuh tanpa seizin Allah SWT. Dan rasa sakit yang saya derita tentu tidak ada yang sia-sia. Tuhan telah menguji saya dan melatih saya agar bersyukur. Tetap berpuasa meskipun rasa sakit masih menggelayut dalam tubuh. Dan alhamdulillah semua bisa saya lewati dengan selamat.
Dan setelah semua pulih, sepertinya tangan ini sudah gatal kalau tidak segera menayangkan tulisan yang ingin dibagikan kepada pembaca. Dan alhamdulillah juga sampai sekarang saya masih tetap menulis dan bercengkrama dengan ide-ide hingga membuahkan hasil sebagai tulisan.
Meskipun gagal mencapai target Ramadhan, tapi saya sukses meyakinkan diri bahwa mungkin bukan rezeki saya. Biarlah orang lain yang memang lebih mumpuni dan mampu meraih hadiah sebagai imbalan atas kerja keras yang mereka lakukan.Â
Aku rapopo, saya rela jika tidak mendapatkan hadiahnya. Dan saya salut dan bangga pada siapapun penulis kompasiana yang berhasil melewati ujian hari-hari melelahkan dalam puasa namun bisa menyelesaikan target selama sebulan penuh.
Semoga tulisan yang baik itu mendapatkan ganjarannya dan mendapatkan hadiah untuk dibawa pulang. Saya yakin bahwa boleh jadi bulan ini gagal, mungkin di lain waktu saya berhasil meraihnya.
Namun demikian, yang lebih bangga lagi, saya masih bisa menulis dan membahagiakan diri dalam kegiatan tulis menulis itu sembari menikmati bercengkrama dengan keluarga dan orang-orang terkasih.
Salam kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H