Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Anda Harus Percaya Diri? Ini Alasannya

9 April 2018   16:34 Diperbarui: 10 April 2018   03:20 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah suatu ketika sebuah truk melintas di depan saya, di jendela mobil tertulis sebuah kalimat "Ojo ngaku wong ayu nek urong dadi bojone soper". Artinya kurang lebih "Jangan mengaku cantik jika belum jadi istrinya seorang sopir". 

Agak kaget sih, tapi dalam batin saya mengiyakan tulisan tersebut, meskipun ada geli-geli gimana karena lucu saja.

Bagaimana saya tidak kaget dan tertawa geli jika ternyata sang sopir saja mempunya kepercayaan diri yang begitu tinggi. Sang sopir begitu meyakinkan mau menuliskan sebuah kalimat yang sebenarnya ingin menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi, karena bagi mereka pekerjaan sopir adalah sesuatu yang layak dibanggakan. Jika sang sopir saja bisa puya rasa percaya diri yang tinggi mengapa saya atau Anda tidak?

Jika membaca dan merenungkan apa yang tersirat dari kata-kata mutiara bagi sang sopir tersebut, lantas dalam batin saya membayangkan ada seorang pria yang ganteng, body atletis, dan pendidikannya tinggi, ternyata begitu mudah untuk memutuskan mengakhiri hidupnya. Atau perempuan yang cantik tiba-tiba memutuskan untuk tidak menikah, lantaran ditinggal menikah dengan wanita lain oleh pria yang telah meminangnya. Sungguh kondisi yang sangat menggelikan bukan?

Apalagi jika melihat fenomena pemuda saat ini yang begitu banyak putus asa hingga mengakhiri hidupnya lantaran ditolak oleh seorang wanita yang menjadi pujaan hatinya. Meskipun ada istilah "cinta ditolak dukun bertindak" atau diganti dengan "cinta ditolak karir bertindak"  ternyata masih banyak pula para pria atau wanita begitu tidak mempercayai dirinya sendiri. Mereka tidak atau belum menyadari bahwa di dalam dirinya tersimpan potensi yang berjubel namun belum dipahami dengan sepenuhnya. Sungguh keliru kan?

Siapapun Anda, Kepercayaan Diri adalah "Nyawa" Anda

Memiliki kepercayaan diri amatlah mutlak dimiliki setiap individu. Tak hanya Anda yang penampilannya boleh jadi mirip seorang artis dengan fisik yang sempurna, karena di sekitar kita begitu banyak pria atau wanita yang boleh jadi memiliki segudang hambatan, eh ternyata jauh kepercayaan dirinya dibandingkan dengan orang yang sempurna. 

Para siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)  tuna netra misalnya, dengan suara yang merdu mereka menyanyikan lagu populer dengan amat apiknya meskipun penglihatan mereka tidak sempurna. Atau seorang anak tuna daksa yang betapa bangganya menunjukkan bakat dan talentanya kepada para juri ketika mengikuti lomba desain grafis, melukis atau membuat karya lainnya. Belum lagi jika melihat anak-anak tuna grahita yang begitu yakinnya mereka menjalani kehidupannya dengan keterampilan membuat anyaman misalnya, meskipun memiliki kelemahan dalam berbagai sisi. Atau anak tuna rungu wicara yang mampu menyumbangkan ide kreatifnya dalam sebuah situs internet dan blog demi menyebarkan manfaat bagi orang lain.

Jika boleh saya tambahkan di sini, betapa banyak anak-anak yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, ternyata mampu menyelesaikan pendidikan tingginya, meskipun dengan mencari tambahan di sela-sela perkuliahan yang padat.

Mereka adalah generasi-generasi yang memiliki "nyawa" karena mereka telah berhasil menaklukkan kelemahan yang ada dalam diri mereka sendiri. Sedangkan kita, boleh jadi selalu terpuruk dalam stigma negatif bahwa orang miskin nggak boleh sukses. Sungguh betapa kita sudah mengakhiri hidup sendiri meskipun hakekatnya masih bernyawa. Setiap hari dipenuhi rasa takut, khawatir dan segudang kecemasan seolah-olah diri kita adalah manusia yang tidak memiliki daya atau potensi sedikitpun. Tidak melihat betapa sang sopir saja memiliki kepercayaan diri bisa menggaet wanita cantik.

Mengembangkan potensi, jangan merendahkan kemampuannya di hadapan orang lain

Pernah pula saya bertemu dan berdialog dengan seorang pedagang sayuran yang begitu bangganya menunjukkan  kesuksesannya. Dengan ungkapan rasa syukur, sang pedagang sayuran berani mengatakan bahwa usahanya telah berhasil. Namun sebaliknya, ada pula seorang pedagang makanan yang hakekatnya sudah membuahkan hasil, tiba-tiba memimpikan bekerja sebagai karyawan kantoran. Dengan mengatakan "Pak, saya bisa tidak dicarikan pekerjaan di sekolah Bapak? Saya ingin merubah nasib." Dalam batin saya, betapa pekerjaan orang berseragam atau berdasi sungguh diminati meskipun ada banyak peluang usaha di tempat lain.

Dan sederet alasan yang saya kira justru menunjukkan ketidakpercayaan diri. Padahal usahanya itu boleh jadi lebih enjoy karena dilakukan tanpa tekanan dan hasilnya bisa langsung dirasakan. Setiap pagi ia bisa berjualan makanan dengan  keuntungan yang jelas dan bisa dikembangkan menjadi lebih besar, melebihi pekerja kantoran yang penghasilannya pas-pasan.

Orang pertama begitu bersemangat menunjukkan potensinya sebagai seorang pedagang sayuran, yang boleh jadi bagi sebagian orang dianggap kurang terhormat. Ternyata memiliki kepercayaan diri bahwa ia adalah orang yang sukses. Raut wajah yang sumringah dan cerah tentu membuktikan bahwa ia benar-benar sosok yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, meskipun boleh jadi hasilnya tidak seberapa, namun dengan melihat gaya bicaranya dan bahasa tubuhnya tentu kita bisa meyakini bahwa orang tersebut sungguh merasakan kepuasan batin dan kepercayaan yang sangat tinggi.

Sedangkan orang kedua ternyata masih membandingkan pekerjaan kantoran, yang hakekatnya boleh jadi penghasilannya melebihi pekerja kantoran. Mungkin saja saat ini usahanya kecil, karena di lain kesempatan dengan usaha dan kerja keras tentu usaha mandiri itu bisa dikembangkan. Tidak perlu membandingkan dengan kesuksesan orang lain yang boleh jadi dirinya bisa lebih sukses.

Kembangkan kepercayaan diri dengan cara ini

Pertama, yakinlah bahwa diri kita memiliki segudang potensi yang boleh jadi belum tergali sepenuhnya. Karena banyak sosok yang pada akhirnya meraih mimpinya setelah melalui proses yang panjang. Ada pula yang gugur meraih impiannya lantaran ia belum sepenuhnya mengasah kemampuan yang dimilikinya. Ibarat kata, seorang penggali sumur akan gagal mendapatkan air bersih jika belum memulai saja sudah putus asa. Atau seperti tokoh pelukis dunia (Van Gogh)  yang ternyata lukisannya berharga tinggi meskipun penghargaan itu dirasakannya setelah dirinya tiada.

Kedua, yakinlah bahwa semua manusia amatlah berharga untuk disesali. Jika melihat betapa anak-anak berkebutuhan khusus itu bertahan dalam ketidakmampuan dirinya, ternyata membuahkan hasil setelah melalui semua proses dengan kerja keras. Mereka pantang menyerah meskipun boleh jadi banyak kelemahan diri yang ingin dikalahkan dengan kelebihannya. Jika seorang anak berkebutuhan khusus saja begitu percaya diri, mengapa kita tidak?

Ketiga, yakinlah bahwa kita melakukan sesuatu yang baik. Karena kebaikan adalah awal menuju kesuksesan diri  tanpa merugikan orang lain. Dimanapun berada, sebuah usaha jika itu diniatkan untuk kebaikan dan dikerjakan dengan cara-cara yang baik InsyaAllah akan membuahkan hasil. Bolehlah merujuk kisah sukses seorang Erick Thohir yang kegigihannya diakui dunia karena pernah memiliki saham club sepak bola Inter Milan. Atau Habibie Afsyah yang seorang difable (ABK) yang kini sukses menjadi pengusaha (health.detik.com), serta para difable lain yang sukses dalam hidupnya.

Bertolak dari begitu yakinnya seorang pria ketika bekerja sebagai sopir, sungguh naif jika kita yang boleh jadi memiliki kemampuan dan pendidikan yang lebih tinggi harus merasa kalah dari seorang sopir. Meskipun bukan bermaksud mendiskreditkan atau merendahkan pekerjaan sopir karena sopir juga adalah pekerjaan yang mulia, karena apapun potensi yang dimiliki dan pekerjaan apa yang digeluti jika itu membawa kebaikan tentu tidak perlu merasa rendah diri.

Yang pasti, sebagai akhir tulisan ini, apapun kondisi kita hakekatnya semua manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Memiliki segudang potensi yang selayaknya dikembangkan. Dan bukan sebaliknya justru menyesali diri karena memiliki kekurangan.

Salam

Metro, 09 April 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun