Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Menjalin LDR dengan Pasangan?

20 Oktober 2017   07:05 Diperbarui: 20 Oktober 2017   15:30 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poin ini adalah yang paling penting menurut saya selaku pasangan yang sudah menjalaninya sendiri. Bukan atas kata orang atau ahli kepribadian. Tapi sikap teguh, istiqomah menjalani pernikahan dengan berpisah jarak. 

Tidak mudah memang, karena godaan rumput hijau selalu ada di depan mata. Tapi jika diniatkan karena Allah tentu tidak menjadi persoalan.

Bagaimana rasanya perpisahan selama 3 tahun misalnya, sedangkan kebutuhan biologis dan rohani harus disalurkan. Masing-masing pribadi harus bisa berpuasa atau menahan diri dari godaan syahwat.

Kedua, kejujuran. Faktor kejujuran amatlah penting ketika menjalani LDR. Apa sebab? Apapun urusannya entah berkaitan apapun kalau kejujuran masih dipegang insyaAllah masalah akan sirna. Kejujuran tersebut bisa berkaitan bagaimana kondisi di rumah atau di perantauan, jalinan pertemanan, dan tentu faktor finansial. Banyak yang menganggap remeh masalah ini yang justru menjadi bumerang.

Ketiga, siap menjadi "ibu atau ayah" bagi anak-anak.

Menjadi ibu atau ayah maksudnya jika salah satu pihak lebih memilih bekerja maka otomatis harua siap menggantikan perannya. Seperti saya, meskipun awalnya amat jarang bersinggungan dengan alat-alat dapur dan seabrek pekerjaam di rumah, maka secara otomatis ya harus dikerjakan. Tak perduli apakah itu pekerjaan laki-laki atau perempuan, asal itu kepepet ya harus dikerjakan. Apakah bisa dikerjakam orang lain? Seperti mencari asisten rumah tangga,itu tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Toh yang penting masih bisa dikerjakan sendiri.

Keempat, membuat "hiburan" sendiri

Membuat hiburan tentu bukan berkonotasi negatif, seperti dugem atau pelampiasan pada hal-hal yang dilarang agama. Akan tetapi membuat kegiatan yang bermanfaat. Seperti berkebun, olahraga, berternak ayam dan kegiatan lain yang bermanfaat.

Berkebun ala saya biasanya dengan menanam sayuran di polybag di pekarangan rumah. Sedangkan beternak ya yang pentin memelihara beberapa ekor ayam untuk hiburan.

Namun demikian jalinan komunikasi tetap harus dilakukan dengam mengandalkan tekhnologi saat ini amat mudah dilakukan. Seperti fb messenger, WA, skype atai Line adalah alat komunikasi dua arah yang sangat membantu melepaskan kerinduan dan kesepian dikala pasangan jauh di tempat lain.

Kelima, menulis. Ya..Inilah salah satu cara menghibur hati yang tengah galau dan rindu (ceile). Bagi saya menulis itu adalah kebutuhan, bahkan kadang bisa menjadi wajib dalam situasi tertentu. Menulis sebagai ajang menuntaskan emosi yang terpendam dengam menyalurkannya pada kesenangan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun