Itulah fenomena raibnya penulis di kompasiana. Para penulis yang energic tiba-tiba raib entah kemana tanpa bisa menghapus akun mereka sendiri. Mereka meninggalkan karena kecewa tapi tak bisa membuang jauh-jauh lapak yang sudah kadung terbakar oleh amarah.
Yang pasti, bukan untuk mengharap mereka kembali atau sebagai cara mendapatkan simpati, hanya sebagai ucapan terima kasih betapa penulis-penulis hebat itu adalah teladan dan selayaknya tetap menjadi teladan. Kalau toh sudah membuat atau menempati rumah baru, mbok ya jangan meninggalkan rumah lama dengan amarah dan kekecewaan.
Karena meninggalkan rumah dengan rasa kecewa dan sakit hati pastilah tidak enak hati. Mendingan saling bermaaf-maafan dulu dan mengucapkan salam perpisahan say good bye tanpa meninggalkan luka yang menganga. Karena jika pergi terlihat punggung tentu akan nyaman jika ingin kembali di sini dengan tulisan yang bernas lagi. Jika meninggalkan rumah ini adalah kebahagiaan dan kebanggaan, saya doakan rumah yg baru nanti akan lebih nyaman dan menyejukkan.
Semoga di rumah baru nanti kalian menemukan jati diri dan cinta sejati, juga pastinya mendapatkan rezeki yang halal sudah pasti. Dan menghiasi hari-hari dengan kebahagiaan dengan orang-orang yang saling mengasihi satu sama lainnya.
Salam menjelang subuh
Wassalam
Metro, Lampung, 23-7-2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H