Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjadi Terkenal?

10 April 2016   20:49 Diperbarui: 16 April 2016   17:32 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar : Tidak merasa terhinakah jika itu adalah aku atau kamu? (jatengtribunnews.com)"][/caption]

Pernahkah kau ingin menjadi terkenal, kawan?

seperti para selebritis di panggung hiburan

meniti karir melalui jalan2 terjal aneka cobaan

senengnya menanti hasil raih ketenaran

 

tak sulit menjadi orang yang terkenal

cukup sebar foto mesra dengan pria begundal

atau berselingkuh dengan wanita binal

pun berbuat tak senonoh menjadikan dirimu semakin dikenal

 

tapi apakah benar itu ketenaran yang dicari

ketika setiap orang mencari untuk selebihnya mencaci

pergi kemanapun dicap tak punya harga diri

hidup bergeliman harta semua lenyap dan tak berarti lagi

 

kenapa kamu ingin menjadi terkenal

kalau bertindak melampaui batas di luar nalar

melawan hukum, mencuri, korupsi berbuat fatal

tak bisa tidur, hukumnya pun kejam ala api membakar

 

betapa kejamnya dunia orang yang terkenal

demi sensasi menyebar fitnah dan kabar tak benar

demi sesuap nasi mengorbankan saudara sendiri

padahal tak seberapa jika dibandingkan silaturrahmi 

 

jika ingin terkenal, janganlah suka membual

mencela, menghina, mencomooh semau sendiri tak make akal

terlihat dirimu seperti manusia tak tahu atau bebal

Janganlah mau menjadi tenar apalagi terkenal

 

kenapa ingin jadi orang terkenal kalau hanya begitu

kalau ujung-ujungnya kau akan diingat karena kejahatanmu

media massa mencacimu, rakyat melaknat luapkan amarahnya padamu

seperti memandang onggokan kotoran, sampah busuk yang mengganggu

 

 

Mohon maaf dariku.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun