Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosok Icha dalam Uttaran, Lugu atau Dungu, sih?

7 Maret 2016   20:26 Diperbarui: 19 Maret 2016   01:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek negatif film Uttaran

1. Pembohong

Icha selalu saja berbohong atas apa yang diinginkannya. Seolah-olah dia adalah dewa penolong yang selalu saja merelakan apa yang dimilikinya. Ia tidak pernah jujur bahwa ia pun berhak mendapatkan hak-haknya. Begitu pula ibunya, dengan wajah memelas dan karakter yang selalu saja mengalah, terlihat sekali bahwa film ini membuat persepsi bahwa orang miskin ya selamanya harus bisa berbohong, meskipun dalam hati kecilnya menolak.

Keluarga Takur juga berbohong, kenapa sedari awal tidak pernah jujur kepada Icha bahwa yang membuat tewasnya ayahnya adalah sebab tertabrak oleh Takur. Mereka berusaha menyembunyikan kejadian itu dengan harapan Icha akan melupakan kisah tentang ayahnya.

2. Plin-plan

Sinetron ini menunjukkan prilaku plin-pan (inkonsisten) atau tidak tetap pendiriannya. Di saat menginginkan sesuatu ia selalu mengalah untuk diberikan kepada orang lain, tapi di sisi lain ia berusaha mendapatkannya. Padahal semestinya kalau sudah menyerahkan, ya diserahkan saja dengan ikhlas.

3. Penghasut

Sosok Nenek yang dikira menjadi orang yang bijaksana, justru menjadi awal konflik yang bekepanjangan. Ia hadir dalam film itu seolah-olah sebagai pencipta konflik yang justru memperuncing persoalan yang semestinya diredam. Sehingga pada episode terakhir pun sepertinya sang Nenek adalah sosok yang selalu saja menghasut dan memfitnah dan melahirkan persoalan baru hingga kehidupan keluarga ini terllihat gaduh. Meskipun setiap saat menyebutkan nama2 dewa, ternyata prilakunya sungguh tidak terpuji. Status sengkuni amat pantas disematkan padanya. 

4. Berselingkuh

Tapasya yang di depannya terlihat mencintai suaminya, justru berhianat dan menipu sang suami yang sebenarnya sama sekali tidak mencintainya. Sosok yang berusaha mencintai tapi dihianati dengan berselingkuh dengan pria lain. 

Hingga kandungannya membesar, masih saja dia tidak mau menjelaskan siapa sebenarnya anak yang dikandungnya. Dan justru Icha selalu saja dipersalahkan lantaran dianggap telah memfitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun