Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Danang, Ketika Dangdut Berasa Jazz, Rock dan R & B

10 Januari 2016   07:03 Diperbarui: 11 Januari 2016   08:42 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Danang berhasil memenangkan kontes dangdut D' Academy Asia (Gambar : smeaker.com)"][/caption]

Wah, terlambat kayaknya tulisan ini dipublis sekarang, lantaran sudah berminggu-minggu acara dangdut di D Academy Asia selesai dihelat. Dan terpilihlah Danang sebagai pemenang menyingkirkan 20 penyanyi lainnya.

Para penyanyi yang tertarik dengan genre dangdut berasal dari aneka kota di empat negara, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Kurang lebih dua bulan, ke dua puluh orang itu bertanding, berkompetisi olah vokal, bagaimana menghadirkan lagu dangdut yang tak seperti biasanya.

Mereka menghadirkan dangdut tak hanya berasa lokal, tapi juga berasa Asia. Itulah tujuan kompetisi terbesar dangdut di Asia yang kali pertama dihadirkan di salah satu televisi nasional Indosiar. Akhirnya, dangdut yang biasanya berasa biasa saja, kini dangdut lebih terasa mewahnya.

Dangdut yang dipadukan dengan genre musik jazz, rock, R & B dan pop, ternyata membuat nuansa baru dan itu membuat saya selaku hobiis dangdut terkesima. Bahkan para komentator dan penilai dari empat negara itu seakan-akan dibuat merinding, ekspektasi mereka meningkat ke level tertinggi. Luar biasa menurut saya.

Tapi ada yang menarik dari kompetisi dangdut itu ialah, sosok Danang, peserta dari Banyuwangi Jawa Timur yang pada awalnya kurang begitu diunggulkan lantaran ada sosok Evy Masamba dan Lesti Cianjur yang sudah meraih peringkat terbaik pada lomba D Academi 1 dan 2 di stasiun televisi yang sama.

Ternyata sosok Danang secara tak terduga justru melesat bak panah yang menghujam sasaran. Tepat mengenai dada para komentator dan penilai yang sempat tergopoh-gopoh, kesulitan bagaimana menilai kehebatan Danang dalam berolah vokal.

Kecerdikan dalam bernyanyi ternyata dimatangkan lagi dengan kemampuan mengaransemen (arrangement) lagu dengan berbagai genre musik. Hingga ke babak grand final Danang selalu mendapat applaus dan pujian lantaran penampilannya yang stabil, bahkan cenderung semakin baik. 

Boleh jadi pada event D' Academy Asia ini Danang beruntung lantaran dia bisa mengkolaborasi berbagai aliran musik menjadi satu garapan dalam musik dangdut, sedangkan sosok Evy masih berkutat jenis lagu yang "Lokal" banget. Masih agak mendingan Lesti yang bisa bernyanyi ke level agak baik dengan sentuhan musik melayu dan sedikit nge-rock.

Meskipun ketika memasuki tahap final tiga besar, kemampuan lesti sedikit menurun, padahal ia menyanyikan lagunya sendiri tapi menurut para komentator justru kurang baik. Penyanyi mungil nan cantik dengan usia 16 tahun ini hakekatnya sudah mencuri hati para juri dengan lagu melow nya, hingga mereka tak sadar meneteskan air mata.

Sedangkan Evy, kayaknya ia mesti belajar lagi bagaimana mendengarkan pesan dari para Juri yang berasal dari luar negeri ini. Mereka semestinya didengarkan lantaran merekalah kemenangan akan diraih. Kalau Juri meminta lagu melayu seperti Pak Ngah, maka sepatutnya Evy pun mengapresiasi permintaan sang Juri. Terbukti, meskipun Lesti dan Danang sudah memiliki kemampuan yang luar biasa.

Mereka tak pernah lelah menerima masukan dan menerima kritikan dengan semangat untuk memperbaiki lagi penampilannya. Dan pantaslah jika kedua penyanyi ini layak disebut penyanyi dangdut tulen. Sampai-sampai para komentator sosok Danang dan Lesti bisa menjadi Raja dan Ratu dangdut yang akan menghiasi blantika musik dangdut di Indonesia, Asia bahkan dunia.

[caption caption="Ketiga Grand FInalis sekaligus pemenang D' Academy Asia Indosiar 2015 (Gambar. news.hargatop.com)"]

[/caption]Benar kata Ivan Gunawan, apalah artinya kemenangan di kompetisi, jika karya-karyanya tidak laku di pasaran

Sosok Ivan Gunawan, seorang desainer yang ternyata begitu perhatian terhadap prestasi para penyanyi dangdut dalam D Academy Asia turut memberikan sedikit peringatan dan pesan, bahwa sejatinya kemampuan menyanyikan lagu tidak terbatas pada tingkat kompetisi saja, tapi semestinya juga harus menghasilkan karya-karya yang berbobot dan diterima oleh masyarakat banyak.

Para kompetitor itu beruntung sekali, selain mereka dapat berkompetisi, merekapun mendapatkan masukan-masukan yang berharga bahwa kemenangan dan kesuksesan yang sejati nanti ketika mereka sudah masuk ke dunia rekaman.

Apa artinya menjadi jago di lomba, kalau karyanya kurang meledak dan kurang diterima di pasaran maka belumlah sebuah kesuksesan. Beruntung, Danang dan Lesti ternyata sudah melahirkan beragam musik, dan mereka sudah menelurkan album. Sebelum ikut D Academy Asia, Danang sudah mengeluarkan album begitu pula Lesti lagu perdananya sudah laris manis di pasaran. 

Gak kebayang, setelah mereka sukses di D Academy Asia, bagaimana ekspektasi penikmat Dangdut di negara lain seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darusslam. Tentu akan semakin banyak masyarakat Asia yang menyukai Dangdut. Bahkan seorang komentator Fahrul Rozi berkeinginan menciptakan lagu dangdut dan benar-benar ingin mendedikasikan dirinya pada pengembangan musik dangdut di negaranya.

Mudah-mudahan Fahrul Rozi tidak hanya berkata manis dan ia membuktikan bahwa dangdut memang layak untuk meng- Asia bahkan mendunia berkat para penyanyi-penyanyi hebat.

Sayang sekali, dalam proses kompetisi itu, para pendengar dan pendukung para kandidat pemenang malah melakukan aksi yang kurang sportif. Mereka "terkesan" membuli dan ingin menjatuhkan mental para penyanyi demi ingin dukungannya memenangkan kompetisi. Itupun diingatkan oleh Ivan Gunawan, kurang lebih "Jika anda adalah penyanyi berbakat, maka mending ikutan lomba dan tak perlu merendahkan para penyanyi yang tengah bertanding." 

Hadirnya penyanyi-penyanyi dangdut luar Indonesia, memberi warna tersendiri bagi dangdut

Yang menarik dalam perhatian saya adalah sosok Shiha yang hingga detik-detik grand final ternyata namanya selalu muncul di bawah Danang dan Lesti. Entah, apakah ini keberuntungan saja?

Namun, sejatinya kemampuan Shiha dalam menyanyikan dangdut versi melayu tidak dapat diragukan lagi. Kemampuannya yang cukup melejit mengalahkan penyanyi-penyanyi lain dari negara yang sama ternyata track record Shiha semakin menanjak. Musik dangdut dengan cengkokan yang cukup sulit menjadi tantangan tersendiri hingga ia mampu mengungguli penyanyi senegaranya. 

Shiha selayaknya penyanyi dangdut melayu yang boleh jadi nanti akan menyaingi Siti Nurhaliza yang sudah sukses menguasai kancah musik melayu hingga ke Indonesia. Apakah Shiha bisa bersaing dengan seniornya ini? Entahlah.

Bisakah kesuksesannya dangdut akan bersaing dengan pop, rock maupun jazz?

Jawabannya tergantung para penyanyinya, khususnya alumnus D' Academy Asia, jika mereka benar-benar ingin memperkenalkan dangdut ke tingkat Asia atau Dunia, maka selayaknya dangdut harus lebih menarik dan racikan bumbu yang berbeda agar bisa dinikmati masyarakat berbagai kalangan. Serahkan pada Danang, Lesti dan Shiha, karena di tangan mereka nantinya dangdut bisa mendunia seperti harapan semua pencinta dangdut.

Kita tunggu karya-karya mereka, jika mereka memang layak menjadi pemenang, maka mereka harus menunjukkan kehebatannya di tingkat Asia dan dunia dengan kolaborasi aneka musik yang lebih menarik lagi.

Jika Jazz, Pop dan Rock bisa melegenda dan merajai dunia, kenapa dangdut tidak?

Salam Dangdut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun