Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Maaf Mbak, Rok Mini Anda Mengundang Nafsu

8 November 2015   00:10 Diperbarui: 17 Februari 2016   11:08 2091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi : Memakai pakaian sopan dan menutup aurat adalah sebuah keniscayaan, di saat negeri ini tengah ditempa maraknya kasus pelecehan seksual, maka para wanita semestinya menjadi bagian dari pencegahan kejahatan itu dengan memberi contoh dengan menutup aurat. Kita paham, bahwa kejahatan tetap akan ada, tapi minimal dengan menutup aurat, hasrat untuk melakukan kejahatan karena dorongan seksual bisa ditekan. (Gambar : rosemic.blogspot.com)"][/caption]

Sudah puluhan tahun silam, ketika aku masih duduk di banggu kuliah, setiap hari pergi pulang dari kos-kosan yang kebetulan rumah keluarga sendiri. Biasanya saya kuliah naik sepeda butut, warisan dari ortuku. Meski hampir tiap hari naik sepeda, saya sesekali ingin menikmati suasana nyaman di dalam angkot. Tanpa mengontel sepeda saya bisa sampai ke tempat di mana saya menuntut ilmu.

Dan kebetulan, di pagi yang cukup adem itu, saya bersama kawan seperjuangan naik angkot. Tanpa berpikir panjang dan memilih jenis angkot dengan jurusan ke kampusku, saya pun menghentikan sebuah angkot dengan beberapa penumpang di dalamnya. Dan seketika mobil itu berhenti, saya pun bergegas memasukinya lalu si sopir menginjak gas perlahan, sambil mencari penumpang lain hingga kondisi tempat duduk menjadi penuh.

Sejenak duduk di kursi penumpang, mataku dan mata kawanku terbelalak dan dadaku berdesir seperti melihat sesuatu yang amat asing. Seorang perempuan dengan rok mini dan nampak bagian tubuhnya tersingkap. Seketika kutolehkan wajahku ke arah sopir. Saya agak gugup dan gak enak hati kalau terlalu lama memandang tubuhnya. Sedangkan temanku justru menegur dan mengatakan "maaf mbak roknya pendek sekali, jadi saya bisa melihat paha embak yang mulus. Terus terang aku terkaget-kaget karena kawanku begitu berani menegur si perempuan. Saya sendiri tak berani menatap terlalu lama lantaran benar-benar takut yang namanya dosa.

Bukannya sok alim, dari tahun ke tahun selama bersekolah di sebuah madrasah, saya benar-benar anti dengan perempuan. Bahkan ketika saya bersekolah, seandainya ada permpuan yang menatap wajahku, saya langsung berpaling, lantaran pandangan mata laki dan perempuan yang bukan muhrim adalah dosa. Dan itu pelajaran yang membuatku takut sampai sekarang. Meskipun lama kelamaan karena mendekati masa untuk mencari jodoh, maka kebiasaanku itu agar ku ubah demi mendapatkan wanita yang hendak kunikahi.

Kembali pada perempuan yang ditegur kawanku, seketika itu si wanita terlihat salah tingkah, ia berusaha menutup bagian tubuh yang terbuka itu dengan sapu tangannya, sedangkan kawanku tetap memelototi si perempuan. Si perempuan pun akhiranya marah dan membentak kawanku "Kenapa sih mas ngliat-ngliat, gak pernah liat perempuan cantik ya? Kawanku semakin dalam menatap bagian tubuh si perempuan, dan seketika itu mengatakan "Mbak aja pakaiannya terbuka gitu, kenapa saya nggak boleh lihat? Kan di sini tempatnya sempit, jadi saya bisa melihat kemana yang saya suka. 

Seketika itu si perempuan terlihat malu, dan tanpa menunggu lama, ia menghentikan laju angkot karena lekas-lekas meninggalkan kami yang sedari awal berada di depannya. Setelah lekangnya si perempuan, saya pun bertanya pada sang kawan, Kenapa kamu berani melihat perempuan itu? Bukannya menghindari tatapan "dosa" malah mlotot aja". Sang kawan pun akhirnya bercerita, "saya melakukannya biar perempuan itu tahu, bahwa tak semua orang suka melihat yang terbuka. Meskipun laki-laki banyak yang suka perempuan yang setengah telanjang, paling tidak dia merasa malu bahwa pakaian itu juga menggangu penumpang lain. Kalau dia suka terbuka, kenapa dia marah waktu saya melihat bagian tubuhnya yg terbuka. Imbuh kawanku kala itu.

Dalam keseriusanku menyimak penjelasan kawan, saya pun jadi ngeh, bahwa hakekatnya penampilan itu memang gak hanya diperuntukkan bagi pelakunya saja, karena orang lain pun akan merasakan dampaknya juga. Boleh jadi kita sepakat membiarkan orang-orang berpakaian minim, tapi di sisi lain, ada penganut agama lain yang tak suka jika wanita berpakaian terbuka dan mengumbar aurat. Seandainya banyak perempuan yang lebih percaya diri memakai rok mini, dengan berbagai alasan yang bersifat pribadi, tentu akan dikembalikan pada situasi di mana dia hidup dan menata kehidupannya. Jika dia hidup di daerah yang notabene masyarakatnya cuek dengan penampilan, tentu tidak menjadi persoalan. Tapi sebaliknya jika penampilan apapun menjadi respon tersendiri dari masyarakat, maka semestinya berkaca diri dan berusaha menjaga etika kepatutan dalam berbusana.

Rok Mini, Tatkala Kehormatan Wanita Tengah Diuji

Seperti halnya pengalaman kami sewaktu masih berkuliah dulu, tentu pendapat tentang penggunaan busana bebas akan menjadi pembicaraan yang serius. Terutama bagi para pemakainya. Mereka acapkali beralasan pada hak individu, mengikuti tren kekinian, dengan alasan simpel saja atau peraturan perusahaan yang menuntut pekerjanya memakai busana minim. Tentu persoalan ini menjadi semakin rumit.

Pihak wanita  - diluar yang memang menganggap rok mini bukanlah membuka aurat karena pandangan agama dan persepsi masing-masing- tentu menjadi catatan penting, bahwa selama ini memang tren berpakaian sengaja mengundang ketertarikan tersendiri dari lawan jenisnya. Seperti kawan tadi, meskipun dia menatap maaf "paha" wanita itu dengan dalih hiburan "syahwat" dan sebagai kritik sosial atas cara berbusana yang dianggap terlalu menyolok, tentu menjadi catatan buruk bahwa selama ini memang perempuan dengan pakaian mini memberikan peluang bagi pria untuk melakukan kejahatan seksual. Meskipun dipercaya atau tidak, tingkat kejahatan di mana masyarakat memegang teguh agama dimana wanita memakai busana yang sopan, jauh lebih baik dibandingkan negara-negara yang memakai busana minim dan mengundang perhatian para pria, khususnya pria hidung belang. Seperti di media youtube yang pernah ditunjukkan sebuah video seorang perempuan yang sama menggunakan busana berbeda pada waktu yang berbeda. link videonya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun