Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opa Jappy yang Ekstrim (is)

16 Oktober 2015   20:58 Diperbarui: 17 Oktober 2015   05:20 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Opa Jappy kompasianer (kompasiana.com)"][/caption]

Apa sih ekstrimis itu?

Saya baru tahu istilah ekstrimis dari para Londo yang sudah kenyang menjajah di negeri ini. Ia mengatakan bahwa para pejuang negeri ini dianggap ekstrimis. Para pemuda yang berusaha merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda dianggap ekstrimis. Meskipun ada istilah ekstrim kanan dan ekstrim kiri, yang pasti istilah ekstrim itu sungguh menyakitkan hati. Kenapa? Karena gara-gara itu, semua yang dianggap aneh, berbeda dan menentang pastilah disebut kaum ekstrimis. Maka para ekstrimis pantaslah dibasmi. Paling tidak itu menurut para Londo dan Londower. 

Sekarang gimana bung?

Sekarang muncullah para ekstrimis yang beberapa tahun lalu, tokoh FPI sering didengungkan sebagai ekstrimis, bahkan saya sendiri menyebutnya demikian. Lantaran terlalu frontal dalam menilai sebuah kejadian. Menentang kepemimpinan di luar orang-orang non Islam. Maka FPI akhirnya dimusuhi bersama. Saya pun gak suka dengan pola FPI itu. Emang negara ini punya orang Islam saja? Meskipun siapa sih yang gak ingin negara ini dibangun dengan syariat Islam? Lah wong Islam gendeng kalau gak mau Islam tegak di negeri ini.

Tapi ya itu, karena saya berusaha menjaga toleransi dan tidak membedakan penganut agama manapun untuk menjadi pemimpin di negeri ini, maka saya pun mendukung Ahok lantaran beliau sangat berani dan blak-blakan plus melawan arus bawah. 

Ahok begitu kendel melawan pemilik tanah atau tuan tanah Jakarta. Betawi yang hakekatnya adalah tuan rumah di daerah itu, nyatanya harus mengaku kalah oleh keberanian Ahok. Ahok dibela karena beliau bener. FPI yang mencitrakan diri pendukung syariat Islam pun kalah dan menyerah. Bahkan ia pun mengakui bahwa tak pantas memaksakan keyakinan kepada penganut agama lain.

Kenapa Opa Jappy Ekstrimis?

Begitu blingsatannya ketika ia menuduh bahwa bangsa ini (khususnya umat Islam) diam saja ketika Gereja dibakar, sedangkan ketika pembakaran Masjid di Tolikara umat Islam begitu responsif. Jadi Opa Jappy seakan-akan pahlawan kesiangan. Ia seolah-olah orang Kristen yang membela kaumnya. Padahal di luar sana, di media sosial dan di manapun berada, umat Islam juga prihatin kenapa pembakaran bisa terjadi. Bahkan di Facebook pun banyak pernyataan yang menyesalkan kejadian tersebut, meski yang menyesalkan tidak tahu pasti apa penyebab terjadinya pembakaran itu. Sama halnya penyesalah kaum muslim lain tatkala mau sholat ied ternyata Masjidnya dibakar. Maklum karena umat Islam di sana minoritas. Jadi seolah-olah umat Islam gak boleh beribadah sesuka hati. Padahal konflik yang sebenarnya belum tentu oleh umat Islam sendiri, karena saat ini banyak pihak yang ingin mengadu domba dan ingin negeri ini terpecah belah. Para pemberontak itu (sisa-sisa GAM dan sisa-sisa OPM) ingin pemerintah guncang dengan aneka konflik.

Kalau sudah guncang, maka pemerintah dianggap tak becus mengurus negaranya, kalau sudah begitu, para pemberontak dengan mudahnya melakukan aksinya. 

Beruntung pemerintah sigap, langsung menyelesaikan persoalan yang terjadi dan menangkap setiap pelakunya. Dan persis, sama dengan apa yang terjadi di Singkil, saat ini pemerintah pun berusaha mengungkap siapa dalang pembakaran gereja itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun