Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Buruh Tuhan

1 Mei 2015   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menolak dari hukum Tuhan tentulah aku

tatkala titah-titahnya wajibkan sujudku

menyembahMu kala gelap atau terangmu

ku menoleh ke belakang lupakan diriMu

Sungguh terlalu diriku

jadi buruh tak tahu malu

harap pahala tatkala sembahku

harap iba kala sedihku

gimana Tuhan tak mengutukku

jadi buruh tetap bernafsu

ingin rezeki bertumpuk terumbu

mengais-ngais harap lupakan waktuku

anehnya diriku sang buruh Tuhanku

harapkan surga kala bersimpuh

berlinang air mata munajat mengadu

Ya Tuhan....sunggu aku buruh tak tahu malu

Pemalu harap kekayaan semu

asal tak pasti berharap sang ratu

bertumpuk-tumpuk dalam singgahsana kelabu

padahal ia hanyalah menipu

Sadarkanlah aku yang selalu mengadu

tanpa melihat putaran waktu

waktu subuh hingga isya'kku

terlewat kelebat tak berbekas syahdu

MAA, 01-05-2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun