Dahsyahtnya bencana Tsunami dan berbarengan dengan menjelang tahun baru di mana muda-mudi yang asyikan dengan pergaulan bebas mereka, sex bebas dan penggunaan narkoba serta perzinahan di mana-mana mungkin menjadi satu peringatan bahwa tidak ada yang dapat hidup bebas dengan keinginan sendiri. Akan tetapi, kehidupan seseorang tetap di bawah kendali dan pengawasan Allah SWT. Sehingga jangan dianggap dengan kehidupan bebas tersebut, kita dapat melakukan kebebasan tanpa batas melanggar norma-norma agama.
Tahun 2004 yang lalu Bencana Tsunami menerjang Indonesia, dan tidak lupa pula di tahun 2011 Jepang harus diluluh lantakkan oleh gempa bumi dan terjangan tsunami yang juga mengakibatkan banyak korban. Dan belum lama ini 10 November 2013 badai topan haian menerjang sebagian wilayah Philipina yang juga membunuh banyak orang serta memporak-porandakan sarana dan prasarana di sana sepertinya sudah cukup bukti bahwa Allah SWT adalah maha segala-galanya. Tidak ada satupun dapat mengelak dari kuasaNya. Bahwa sehebat apapun kita dan sebanyak apapun harta benda kita hakekatnya amat kecil dibandingkan dengan Kuasa Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Bukan bermaksud menafikan kepedihan yang dialami korban bencana tersebut, akan tetapi sebagai sebuah catatan bahwa dunia ini tidak ada yang kekal dan tidak ada yang bebas sebebas-bebasnya tanpa aturan Tuhan. Karena bukan tidak mungkin ketika kesesatan dan kemaksiatan merajalela maka kita semua akan menjadi korban berikutinya. Korban dari bencana dan peringatan Tuhan atas kelalaian kita dalam mengingatNya.
Semoga Allah SWT mengampuni siapa saja yang menjadi korban Tsunami Aceh, dan menempatkan arwah mereka di tempat yang layak di sisiNya. aamiin.
Wallahua'lam bish shawab
Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H