Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gas LPG Naik, Dampak Terbesar Kerusakan Hutan

5 Januari 2014   09:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Seperti biasanya, dampak kenaikan bahan bakar akan selalu berdampak kepada sektor lain yang saling berkaitan. Hal tersebut dikarenakan sistem ekonomi selalu selalu bersinggungan antara satu aspek ke aspek lainnya secara otomatis.

Selain dampak kenaikan harga gas berpengaruh terhadap harga-harga lainnya, yang lebih mengkahawatirkan lagi justru terjadi pada kelestarian hutan di Indonesia. Karena secara tidak langsung masyarakat di perdesaan akan kembali menggunakan kayu bakar sebagai alternatif bahan bakar dapur mereka. Karena dengan alasan gas sudah sulit dan mahal, dengan menggunakan kayu bakar dianggap lebih mudah dan efektif lantaran mereka akan memburu kayu bakar yang ada di sekitarnya. Boleh jadi penebangan kayu juga merambah ke hutan di sekitar mereka.  Hal ini biasanya terjadi pada masyarakat desa-meskipun masyarakat kota masih ada saja yang menggunakannya-akan tetapi karena dampak yang melebar tersebut, hutan-hutan yang sepatutnya dijaga bisa saja mengalami kerusakan lantaran sulitnya mendapatkan bahan bakar untuk memasak.

Sebagaimana kita ketahui, ketika masyarakat masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak, kondisi hutan Indonesia pun sudah mengalami kerusakan. Apalagi ketika kondisi bahan bakar gas sudah sulit diperoleh apalagi mahal, maka otomatis dengan sikap alternatif bahan bakar lain. Dan ternyata hanya kayu bakarlah yang saat ini dapat mereka peroleh dengan mudah.

Andaikan masyarakat kesulitan mencari kayu bakar di hutan karena jarak yang jauh, maka para perusak hutan  atau para pelaku ilegal logging mulai melancarkan aksinya. Jikalau semua masyarakat sudah terbentur masalah yang pelik ini maka rakyat sendiri yang jadi korban.

Langkah yang harus dilakukan masyarakat

Langkah sepertinya yang harus dilakukan oleh masyarakat sebagai "korban" kebijakan sepihak pemerintah adalah dengan melakukan penghematan dalam penggunaan gas ini. Karena hanya dengan cara ini kondisi budget akan dapat terjaga dengan aman. Kita tidak bisa meminta pemerintah menurunkan harga gas karena nilai rupiah juga lemah, maka wajar saja semua harga kebutuhan masyarakat dipertaruhkan. Langkah selanjutnya mencari alternatif briket batubara yang dahulu pernah dicanangkan pemerintah sebagai alternatif lain selain gas. Meskipun hal inipun sulit dilakukan karena ketersediaan kompor dan briket memang hanya ditataran program dan tak pernah menyentuh masyarakat bawah.

Jika penggunaan kayu bakar sudah sangat mendesak, maka sepatutnya tetap memperhatiakn konsep pelestarian lingkungan dan hutan sebagai paru-paru dunia. Tidak merusak pohon induk akan tetapi memanfaatkan batang atau ranting yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar.

Hanya itulah mungkin yang saat ini dapat kita lakukan agar kondisi terkait kenaikan gas ini tidak berdampak secara sistemik terhadap kondisi lingkungan kita.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun