Boleh jadi ini serentetan dari gejala-gejala "licik" yang telah manusia lakukan kepada Tuhannya baik dengan merusak alam serta melakukan eksploitasi terhadap manusia lainnya.
Apakah kita harus meratapi bencana ini?
Semua orang akan berharap semua bencana tidak terjadi. Alam ini akan selalu berjalan sesuai dengan Sunah Tuhan, jika sebuah rumus pasti alam ini sudah dirusak oleh kejahatan manusia maka kerusakan dan bencana akan selalu datang.
Namun demikian, tak sepatutnya pula selalu menyalahkan Tuhan dan saling melemparkan celaan kepada manusia lain sebagai bentuk emosi terhadap kerusakan lingkungan yang sudah terjadi dan bencana yang sudah meluluh lantakkan semuanya. Karena tidak ada kata terlambat untuk melakukan penyadaran dan kembali menginstropeksi diri bahwa bencana ini disebabkan kesalahan manusia seluruhnya.
Saling menjaga alam sekitar kita, sebagaimana menjaga kehidupan kita yang akan dipertahankan sampai anak cucu, yang tentu saja ingin alam ini siap untuk mereka tempati. Dan tidak merusak tanpa mempertimbangkan kelestariannya.
Bencana yang datang akan menjadi penghapus dosa bagi para penghuninya, jika manusia di dalamnya mau kembali ke jalanNya tanpa melakukan pengerusakan dan tidak mengeksploitasi alam secara membabi buta.
Senantiasa waspada bahwa bencana itu datang tiba-tiba. Tak menutup kemunkinan di tempat lain akan tertimpa bencana yang sama. Akan tetapi usaha mencegah bencana yang belum terjadi akan lebih mengurangi dampak lebih dari bencana.
Metro, 22 Januari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H