Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konspirasi Politik -PLUTOKRASI-Indonesia Ala Film "The Game"

27 Desember 2013   10:08 Diperbarui: 24 Mei 2022   11:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konspirasi Politik -PLUTOKRASI-Indonesia Ala Film "The Game"

[caption id="attachment_311635" align="aligncenter" width="317" caption="Ilustrasi: Politik Plutocracy / sodahead.com"][/caption] 

Politik Indonesia dari tahun ke tahun memang menunjukkan kemajuan. Tak hanya sistemnya yang selalu di up-grade dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan terkini, juga tak kalah updatenya penentuan formasi keterwakilan mereka di ranah politik. Tidak hanya pada proses pemilihan umum yang semakin lama semakin baik namun yang patut dicermati hakekatnya keinginan menegakkan demokrasi berasal dari arus bawah yang rindu kehidupan yang terbuka dan setiap orang berhak menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani. 

Namun, sayang sekali, kran keterbukaan dan semangat demokrasi yang menyembul dari masyarakat bawah hakekatnya tetap berakar pada sistem politik yang menginduk pada sebuah konspirasi untuk memperoleh kekuasaan. Karena politik manapun tetap memiliki visi kekuasaan meskipun terpaksa dibalut dengan embel-embel demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 

Padahal lebih dari itu hakekatnya apapun yang ada dalam pikiran para politisi adalah kekuasaan. Berlaku untuk semua partai dan kelompok tertentu yang mengusung partai. Karena hanya kekuasaan itulah yang dapat mengendalikan sebuah kebijakan dan tentu saja format negara berdasarkan konstitusi yang disusun oleh partai berkuasa. 

Ketika sebuah partai yang mengambil misi dan visi ke Indonesiaan dan teguh memegang prinsip amanah rakyat mungkin tidak menjadi persoalan. Akan tetapi yang menjadi awal timbulnya persoalan yang lebih besar manakala tujuan politik hanya untuk memperoleh kekuasaan yang berwujud sistem plutokrasi. 

Di mana menurut Wikipedia plutokrasi (plutocracy) adalah suatu sistem pemerintahan yang mendasarkan suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka miliki. Mengambil kata dari bahasa Yunani Ploutos yang berarti kekayaan dan Kratos yang berarti kekuasaan. 

Riwayat keterlibatan kaum hartawan dalam politik kekuasaan memang berawal di kota Yunani untuk kemudian diikuti di kawasan Genova, Italia. Sejatinya sudah merasuk dalam pola pemikiran dan kebijakan politik di Indonesia. Orang-orang kaya memiliki peran yang sangat dominan terhadap kebijakan yang dibuat para penguasa republik ini. 

Boleh sepakat atau tidak bukti sudah menunjukkan bahwa saat ini para penguasa dolar atau rupiah memiliki peran yang tak dapat dianggap sebelah mata. Tidak hanya berkuasa mengatur kendali ekonomi, bahkan lebih dari itu mengendalikan kebijakan negara secara komprehenship. 

Boleh menengok sedikit kasus Bank Century yang sampai saat ini sepertinya masih terus diungkap oleh KPK sejatinya merupakan manifestasi dan sebuah indikasi adanya keterlibatan para penguasa ekonomi di Indonesia dalam mengatur negara dan ikut nimbrung dalam kebijakan moneter di Indonesia. 

Dengan alasan menyelamatkan kondisi ekonomi Indonesia yang dianggap diambang kehancuran, pemerintah dengan kebijakan yang dianggap berani rela menggelontorkan uang yang tidak sedikit pada bank tersebut. Dampaknya justru ekonomi Indonesia semakin karut marut. Nilai rupiah semakin melorot lantaran kebijakan "konspirasi" para penguasa perbankan terhadap sistem politik Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun