Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

ILC; Drama Mendongkrak Popularitas ARB & Golkar?

27 Oktober 2013   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gambar : ILC / Sumber: majalah-onlineku.blogspot.com Sudah berpuluh-puluh episode acara Indonesia Lawyers Club ini ditayangkan oleh TV One. Acara yang setting awalnya menampilkan tokoh-tokoh publik dengan setting diskusi tanpa konklusi sengaja ingin membuka sebuah kasus politik dan hukum dan tentu saja memperbincangkannya di tengah publik, penonton seluruh Indonesia. Acara yang dimoderatori oleh Karni Ilyas, seorang tokoh jurnalis dan pejuang hukum yang tengah melejit seiring dengan acara ini diketengahkan di tengah masyarakat. Acara yang cukup menarik perhatian banyak penonton khususnya kaum polikus, praktisi hukum maupum kalangan terpelajar ini sepertinya sudah disetting untuk menggiring opini kepada salah satu partai dan tokoh figur yang memiliki salah satu tv swasta nasional ini. Siapalagi yang tidak kenal dengan Aburizal Bakri, yang saat ini populer di partai golkar yang juga turut dalam bursa pencalonan presiden pemilu 2014. Sebuah acara yang secara politis diharapkan dapat meningkatkan rating acara ILC tersebut sekaligus menaikkan pamor Golkar serta jagonya ARB yang juga memiliki kelihaian dalam perpolitikan. Sebut saja upaya penggiringan opini bahwa ada banyak partai dan tokoh nasional yang tengah diobok-obok lantaran beberapa isyu dan kasus yang kini tengah menjeratnya. Seperti yang sering diperbincangkan adalah kasus yang menimpa Partai Demokrat, dalam hal ini Presiden SBY yang telah disudutkan oleh LHI kader PKS terkait kasus resuffle yang "katanya" melibatkan Bunda Putri. Bahkan ketika dilakukan diskusi yang kadang sempat memanas pun perbincangan tersebut terkesan berputar-putar (mbulet) karena memang kasus yang saat ini menjerat PD dan PKS memang tengah dogodog dan dicari bukti-bukti yang mendukung terkait kasus yang "katanya" juga berkaitan dengan penambahan impor daging sapi yang melibatkan LHI, seorang presiden dari PKS. Walaupun diskusi yang dilaksanakan tengah malam dan menghabiskan waktu berjam-jam ini ternyata juga tidak pernah menemukan titik temu terkait topik yang mereka perbincangkan, lantaran memang kasus tersebut masih diselesaikan oleh pihak penegak hukum yang tentunya tidak dapat diambil ujungnya sebelum benar-benar selesai. Terlepas dari apa modus yang benar-benar diusung dari acara ILC ini, melihat tokoh yang memiliki acara tersebut adalah stasiun televisi yang berada di bawah kendali ARB dan Golkarnya tentu saja tidak menutup kemungkinan memang sengaja untuk menaikkan popularitas dari pemiliknya karena saat inipun tengah mempersiapkan dirinya dalam kancah pertarungan politik. Apalagi dalam beberapa acara ILC sepertinya sedikit sekali topik diskusi yang melibatkan "kejahatan masa lalu" partai berlogo pohon beringin tersebut. Apalagi melihat sosok ARB memang juga saat ini tengah menghadapi kasus yang sama-sama memberatkan langkahnya untuk naik ke RI-1. Terkait sakit hati masyarakat Sidoarjo karena lumpur Lapindo. Metro, Lampung, 27/10/2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun