Berita dua hari ini cukup mencengkan, karena di hari Jum'at (14/3/14) seorang siswi salah satu sekolah menengah suasta di Kota Metro tewas dengan luka lebam. Wanita ABG tersebut di ketemukan tewas di sebuah Bumi Perkemahan Metro tepatnya di Kec. Metro Selatan.
Mohon maaf sebelumnya kepada keluarga korban atas penayangan foto ini, foto ini diambil dari status facebooker.
[caption id="attachment_326691" align="aligncenter" width="403" caption="Korban Pembunuhan /sumber: printscreen-www.facebook.com"][/caption]
Penyebab utama dari kasus pembunuhan tersebut masih diselidiki pihak Polres Kota Metro. Namun beberapa informasi mengatakan bahwa penyebab pembunuhan adalah karena persoalan asmara yang melilit korban.
Melihat kasus pembunuhan berlatar belakang asmara hakekatnya acap kali terjadi di Indonesia. Bukannya tanpa sebab, karena ketika muda-mudi menjalin hubungan tanpa direstai kasih sayang maka timbulnya adalah nafsu dan buntut dari nafsu adalah amarah yang membabi-buta.
Betapa akhir-akhir ini manusia sudah kehilangan rasa cinta. Ayah yang semstinya mencintai dan mengasihi anaknya ternyata juga menyakiti bahkan mengakhiri hidup sang anak. Ibu yang biasanya menyusui dan mencurahkan rasa cinta dan kasih kepada anak-anaknya ternyata juga menyakiti dan membunuh darah dagingnya. Bahkan suami yang ketika bertemu dan menjalin asmara katanya saling menyintai, ketika menikah mereka justru saling menghujat, menghina dan menyakiti satu sama lainnya.
Sebuah kondisi yang cukup membuat miris. Padahal cinta itu indah lho jika masing-masing personal mengetahui hakekat cinta itu. Dan bisa memilih mana yang mencintai dengan sepenuh hati, atau justru cinta yang berbalut nafsu belaka.
Kenapa ketika cinta harus menyakiti? Kata bung H. Rhoma Irama, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Faktanya justru karena cinta di antara mereka bukan bunga-bunga indah yang bersemi di dalam sanubari mereka dan bukan pula taman-taman indah yang tumbuh subur dalam kehidupan mereka. Tapi justru pelampiasan nafsu dan berujung pada perbuatan sadistis untuk melukai seseorang yang "katanya" dicintai, sehidup semati.
Mencintai sudah pasti merupakan kodrati Ilahi, tak ada satupun yang tak memiliki cinta. Murni dia berasal dari hati yang diciptakan oleh Tuhan kepada manusia agar mereka saling mengasihi dan menyayangi satu dengan yang lainnya.
Cinta diciptakan bukan sekedar pelengkap, tapi bukti bahwa Tuhan menghendaki manusia dapat menjalin hubungan yang baik dalam ikatan suci dan halal bukan semata-mata memperturutkan hawa nafsu dan pelampiasan amarah. Mengambil istilah Pak Iskandar Zulkarnain, bahwa ketika mencintai maka akan ada rasa aman dari keduanya. Kedua sejoli akan saling perhatian dan menjaganya dan mencurahkan rasa kasihnya sehingga yang tumbuh adalah romantisme bukan malah kekerasan.
Benarkah penyebab pembunuhan tersebut dilatar belakangi oleh cinta? tentu saja tidak bukan? karena tak ada satupun manusia ketika mencintai harus menyakiti. Ketika mencintai hakekatnya mereka akan saling menjaga dan melindungi, bahkan diibaratkan seperti cintanya sang harimau, ketika mereka mencintai pasangannya tak kan pernah mereka menerkam atau membunuh seseorang yang dicintai. Tapi sayang sekali manusia saat ini sudah sangat kelewatan. Mereka yang mengaku saling mencintai ternyata justru malah saling menyakiti. Harimau yang beringaspun tak kan membunuh sesama jenisnya.
Jika melihat fenomena yang mengerikan terus menerus terjadi di sekitar kita, sepatutnya siapapun harus memiliki empati dan kepedulian bahwa persoalan kekerasan tersebut bukan datang tiba-tiba tapi di awali dari persoalan rumah tangga yang kurang concern terhadap anak-anak mereka.
Ketika anak-anak merek berusia dini, jarang sekali anak-anak tersebut mendapatkan didikan pendidikan yang baik, kurangnya perhatian yang cukup dan sikap terlalu bebasnya anak-anak mereka dalam bergaul tanpa mendapatkan didikan yang benar bagaimana mereka bergaul. Berduaan di tempat sunyi, padahal dalam keadaan sunyi tersebut yang muncul adalah makhluk ketiga yaitu syetan yang mencoba menghembuskan nafsu sahwat pada orang yang bukan miliknya yang sah.
Apabila nafsu syahwat tak tertumpah karena penolakan dari salah satu pihak, maka dampak yang terjadi adalah nafsu amarah. Nafsu yang baik tumbuh menjadi nafsu yang keji dan tak lagi berfikir secara logis dan menggunakan hati nurani. Jika nafsu amarah sudah tertumpah maka tempat yang layak adalah jeruji besi yang menjadi tempat tujuan akhir dari petualangan "cinta semu" cinta berbalut nafsu.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI