Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sex Bebas dan Aborsi, Semakin Menelanjangi Rasa Malu Indonesia

5 April 2014   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Sex Remaja, Dampaknya Terhadap Prilaku Sex Bebas dan Aborsi

Terlepas dari berbagai sanksi yang akan diberikan pada pelaku aborsi, yang perlu diamati dan diantisipasi adalah perilaku sex bebas para pelajar dan mahasiswa. Meskipun banyaknya kasus yang menimpa para remaja ini, hakekatnya di usia dinipun  seorang anak seharusnya mengerti akan kondisi dirinya, termasuk kondisi fisik dan psikis yang dialami masing-masing anak. Setelah usia mereka mencapai kedewasaan, barulah Dengan pemahaman fisik dan psikis diimbangi dengan pemahaman dari beberapa aktifitas yang tak pantas dilakukan sebelum mereka menikah.

Selain ketidak pantasan, sang anak akan memahami dampak terburuk jika perbuatan tersebut mereka langgar. Sehingga mau tidak mau sang akan berusaha mencegah perbuatan asusila (sex bebas) demi menyelamatkan kehidupan mereka sendiri sebelum mereka benar-benar dewasa dan siap menerima risiko.

Pendidikan sex sebenarnya lebih pantas disebut dengan pendidikan kesehatan reproduksi. Karena hakekat dari pendidikan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memahami dampak dan akibat dari perbuatan sex. Lebih khusus kepada para perempuan karena merekalah sejatinya yang akan menanggung segala akibat dari perbuatan sex tersebut. Tidak hanya mengajarkan bagaimana berhubungan sex yang baik tapi memberikan pemahaman tentang saat-saat yang tepat mereka boleh melakukan hal tersebut. Seperti dibolehkannya melakukan sex setelah mereka menikah.

Sebuah aktifitas yang dilegalkan oleh negara dan agama. Karena tidak melanggar undang-undang negara, agama serta norma masyarakat yang ada di Indonesia. Akan tetapi sangat berbeda misalnya dibandingkan dengan kehidupan negara lain yang cenderung lebih mentolerir hubungan sex di luar nikah dikarenakan atas dasar suka sama suka.

Pendidikan yang sebenarnya bermanfaat dan berdampak positif ternyata disalahgunakan dan menjadi ajang "coba-coba" karena sikap penasaran para pemuda ini terkait hubungan seksual. Dampaknya bukannya pendidikan tentang pencegahan sex di usia dini dan pranikah, tapi lebih dari itu mereka mengganggap bahwa pendidikan sex justru memberikan kesempatan pada mereka untuk menguji apakah informasi yang disampaikan itu benar tentu saja berdasarkan imaginasi mereka.

Pantas saja, di antara para pelajar yang sudah mendapatkan tentang pendidikan sex, justru terlibat pada aksi sex bebas lantaran informasi keliru dan salah dalam memahmi pendidikan orang dewasa ini. Tidak hanya sex bebas, tindakan aborsi turut melengkapi aksi asusila tersebut karena perbuatan mereka justru menjadi penyebab tumbuhnya janin hasil hubungan gelap tersebut.

Tidak hanya salah dalam memahami tentang pendidikan sex (yang sering disalah pahami dengan bagaimana cara berhubungan badan) seperti halnya ditayangkan dalam video yang berjudul sex education yang sudah bermunculan di media internet. Juga karena ruang yang terlalu bebas dari pergaulan mereka. Selain itu karena kurangnya pengawasan orang tua akibat jauhnya lembaga pendidikan yang diikuti sang anak.

Pendidikan moral, budi pekerti atau akhlak seringkali hanya sebatas teori di sekolah dan buku-buku, tapi teori-teori itu seringkali tak dapat dipahami oleh sang anak lantaran lemahnya hubungan kekeluargaan, pernikahan yang tidak harmonis serta minimnya keteladanan dan bimbingan secara personal dari keluarga mereka.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun