Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Tangan Penyandang Disabilitas, Sampah Gelas Plastik Minuman Pun Berguna

8 April 2014   18:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelas pastik minuman ringan ini biasanya kalau tidak dijual ke tukang rongsokan, kadang hanya ditumpuk di tempat sampah serta kemudian dibakar. Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan bukan?

Kegiatan pemanfaat gelas pastik minuman ini difokuskan pada pembuatan bunga-bunga yang benar-benar dihasilkan dari sampah ini. Dengan aneka trik dan cara pemotongan serta menyusunan yang baik, bunga-bunga itupun tercipta. Sebuah karya yang menarik untuk dijadikan pelengkap di meja sudut.

Tak hanya berbentuk menjadi bunga-bunga, gelas-gelas plastik itupun dibentuk menjadi tirai (penutup) jendela yang dibuat seperti makhkota bunga. Kadang dibuat seperti motif bintang yang disusun memanjang. Selain sedikit memberikan batas agar jendela tersebut tidak terlalu bebas terbuka. Selain itu menambah apik dan menambah penampilan ruangan yang lebih atraktif.

Setiap hari kami menjadikan benda-benda sisa tersebut menjadi benda-benda yang bermanfaat dan penghias ruang kelas. Bahkan tidak hanya menghiasi ruang kelas karena ada pula yang dapat dibuat menjadi penutup kue-kue yang dibuat sangat menarik.

Meski proses untuk menjadi satu tangkai bunga maupun tirai tidak semudah membalikkan tangan, akibat karena sulitnya mereka berkonsentrasi dan kelemahan intelegensi di tambahlagi secara fisik pun mereka mengalami kekurangan.

Namun demikian, meski dalam kekurangan tidak menghambat usaha kami untuk memberikan semangat untuk menggerakkan tangan-tangan demi sebuah karya yang berguna. Biarpun hasilnya tidak seindah karya anak-anak normal maka bagi mereka hasil bukanlah yang utama melainkan sebuah proses pendidikan dan pelatihan kemandirian serta meningkatkan perkembangan motorik dan intelegensi anak.

Semoga dengan karya yang sangat sederhana ini, perkembangan motorik anak semakin baik dan semakin membekali mereka dengan keterampilan membuat kerajinan tangan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun