Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pejuang Anti "Uang Haram" Pun Gagal

10 April 2014   14:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan kondisi yang sangat naif tersebut sepatutnya bangsa ini berkaca diri. Tenggelamnya negara ini oleh prahara hutang luar negeri dan korupsi yang menggurita ternyata mendapatkan dukungan sebagian besar masyarakat Indonesia. Para caleg "badut" inipun dengan bangganya melenggang bebas di kursi Parlemen. Bahkan tak lagi menundukkan kepala tapi dengan membusungkan dada mengatakan "ini loh saya caleg koruptor". Dengan bangganya lagi tingkah polah korupsi ini didukung oleh masyarakat itu sendiri.

Mimpi dibangunnya negeri yang loh jinawi pun harus kembali ke alam mimpi. Lantaran tak mungkin lagi harapan negeri ini bangkit dari keterpurukan jika diisi oleh wakil rakyat yang bertipe penyuap. Bangsa penyuap yang dibangun oleh sistem money politik semakin menunjukkan eksistensinya.

Tak hanya masyarakat awam yang turut mendukung, masyarakat yang katanya intelek dan berpendidikan tinggipun harus bertekuk lutut di bawah bendera uang korupsi.

Jika kondisi ini masih saja menggelayut dalam tatanan negeri ini, jangan berharap bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri dan dihargai bangsa lain. Tapi justru terpuruk dan semakin tenggelam dalam arus hutang yang semakin menggurita.

Slogan selamatkan negara ini dari korupsi sebatas simbol dan kata-kata bijak disaat mereka kampanye dan tayangan iklan semata.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun