Kesalahan tersebut menjadikan hati saya gundah, apakah memang itu benar-benar murni karena kesalahan data atau karena memang ada faktor lain yang saya tidak mengerti. Tentu saja karena perbedaan persepsi dan pemahaman saya, kadang ketika akan menyampaikan materi seringkali bertentangan dengan fakta di lapangan.
Jika kesalahan karena kesalahan data, semestinya pemerintah selaku tim sensor buku nasional dapat memperbaiki sebelum buku tersebut terbit. Namun jika ternyata memang disengaja, saya tidak perlu banyak berkomentar. Karena ada faktor yang diluar pemahaman saya. Nah, kalau benar-benar disengaja berarti kesalahan tersebut sangat fatal.
Namun saya yakin bahwa penulis buku ini serta badan pengawasan perbukuan nasional memang menulis berdasarkan fakta yang "dianggap" benar. Karena fakta yang benar sampai saat ini Suku Jawa pun masih berkembang pesat. Tidak hanya di Lampung, karena di wilayah lainpun demikian.
Saya berharap, status suku Jawa di rantau orang pun keberadaannya di akui karena mereka juga ikut membantu pembangunan nasional khususnya di Provinsi Lampung. Teruntuk Buku tersebut ditinjau ulang isinya, mengingat ada pengaburan esensi kependudukan di wilayah Indonesia.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H