Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus MERS Cov, Dampaknya bagi Ibadah Haji dan Umroh

10 Mei 2014   06:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Akhir-akhir ini virus MERS Cov, sudah menjangkiti masyarakat Timur Tengah, khususnya Arab Suadi sebagai pusat kedatangan umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji maupun umroh. Masyarakat Arab Saudi sendiri pun sudah banyak yang terjangkiti. Bahkan masyarakat Indonesia yang berpulang dari melaksanakan ibadah umroh sudah ada beberapa yang diduga terkena Virus Mers. Tak hanya terjangkit virus yang mematikan ini, bahkan di antara mereka yang terkontaminasi harus meregang nyawa karena belum adanya obat yang dapat menangkal penyebaran virus ini.

Bagi masyarakat Arab Saudi, munculnya virus Corona ini sejatinya menjadikan persoalan tersendiri. Hal ini disebakan karena sampai saat ini Arab Saudi termasuk kota tujuan wisata suci yang sangat sedikit mendapatkan gangguan penyakit atau virus lantaran memang media massa internasional masih menganggap Arab Saudi sebagai kota yang aman dari serangan virus apapun termasuk HIV AIDS, Sars, maupun H5N1 atau virus flu burung. Berbeda dengan Indonesia, di mana penyebaran virus2 tersebut sangat mengkhawatirkan.

Jika Arab Saudi saja yang sulit terjangkiti virus-virus berbahaya di atas, bagaimana dampaknya jika saat ini justru virus MERS Cov malah menjadi trend yang saat ini berkembang?

Virus Mers, sebagaimana dijelaskan di beberapa media bahwa virus ini penularannya seperti virus influenza. Di mana penyebarannya dapat terjadi melalui pernapasan seperti tatkala bersin atau batuk. Bahkan ketika kita berbagi menggunakan alat-alat makan dari salah satu pengidap, maka akan mudah sekali virus tersebut menular.

Dampaknya adalah jika saat ini saja masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam menjadikan Arab Saudi sebagai pusat kunjungan Ibadah baik Haji maupun umrah, maka ada kemungkinan munculnya kekhawatiran-kekhawatiran yang akan menghinggapi para jamaah paska ibadah maupun sebelum ibadah haji maupun umroh dilaksanakan. Tentu saja dengan kekhawatiran tersebut, secara otomatis bagi yang terlalu khawatir akan menunda bahkan membatalkan rencana atau agenda ibadah suci tersebut lantaran virus yang saat ini menjangkiti masyarakat Arab Saudi dan jamaah dari negara lain termasuk dari Indonesia.

Padahal sebagaimana dipahami oleh umat Islam, ibadah haji dan umroh adalah ibadah mahdhah dan rutin dilaksanakan oleh umat dari Indonesia dan dunia. Bahkan karena begitu tingginya ekspektasi dan tingginya pengalaman ibadah haji atau umroh, maka ada banyak jamaah yang melaksanakan ibadah tersebut hingga berkali-kali.

Selain ekspektasi yang tinggi terkait ibadah puncak tersebut, keberadaan jamaah calon haji di Indonesia sampai saat ini masih banyak yang harus menjalani masa menunggu (indent) lantaran masih ada ribuan jamaah calon haji yang tengah menunggu tiba saatnya diberangkatkan. Tidak hanya para sesepuh yang kadung menunggu lama, para calon jamaah belia pun saat ini sudah cukup berjibun.

Nah, dampak yang akan dialami oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh baik melalui jalur Kemennag maupun pihak swasta adalah jika para jamaah tersebut harus membatalkan atau menunda keberangkatan mereka tatkala di tahun ini atau tahun depan mereka harus berangkat, maka dengan penundaan atau pembatalan tersebut justru akan menjadikan proses pemberangkatan jamaah menjadi kacau. Tidak hanya kacau dari segi penetapan siapa calon jamaah yang bersedia diberangkatkan, serta penentuan jadwal yang harus direkap ulang dan tentu saja menjadikan calon jamaah yang sudah menanti masa  keberangkatan harus memperpanjang masa tunggu disebabkan kasus virus ini.

Semua kondisi tersebut bisa terjadi, jika penanganan kasus MERS Cov ini tidak segera dapat dilakukan dan memberikan kepercayaan bagi masyarakat Indonesia calon jamaah Haji atau Umroh yang tengah menanti masa keberangkatan. Tidak hanya dari Indonesia bahkan jamaah dunia pun sepertinya akan bersiap-siap berada dalam penantian panjang jika pemerintah RI maupun negara lain melakukan aturan travel warning terkait tingginya intensitas penyebaran virus ini serta banyaknya korban yang berjatuhan.

Semoga saja, virus MERS Cov segera dapat ditangani dan masyakat Islam Indonesia dan dunia tidak lagi merasa khawatir atas dampak penyebaran virus tersebut. Sehingga para calon jamaah haji atau umroh dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan tanpa rasa takut.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun