Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seputar Debat Cawapres 2014 Semalam, Menurut Kacamata Orang Desa

30 Juni 2014   13:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:11 1875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sedangkan pak Hatta lebih memfokuskan diri pada program yang sudah berjalan, di mana beliau bersama capresnya memiliki misi pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan kondisi daerah, pemanfaatan iptek yang diselaraskan dengan kondisi daerah yang berbeda dan diformat menjadi bagian integral dari program pendidikan nasional yang utuh. Sehingga anak-anak yang dididik benar-benar mewakili potensi daerah dan memiliki kemampuan dan skill dan daya saing teknologi sehingga mampu bersaing dalam dunia internasional.

Kedua, Pak JK pun membahas bagaimana persoalan riset ilmiah dan inovasi teknologi. Dan visi-misinya menggabungkan kementrian pendidikan dan kementrian riset dan teknologi menjadi satu wadah lembaga yang benar-benar memajukan pendidikan dan penemuan teknologi baru.

Menurut paparan beliau pemerintah yang dikoordinasi oleh oleh menteri pendidikan dan riset teknologi meningkatkan kembali riset-riset ilmiah sebagai usaha untuk menghasilkan teknologi baru dan memberikan insentif kepada perusahaan yang digandeng pemerintah dalam riset dan penciptaan teknologi.

Meskipun sayang sekali tatkala dipertanyakan tentang bagaimana mengatasi angka pengangguran yang tinggi, kedua cawapres tidak menyinggung persoalan industri kreatif, yang berorientasi usaha kecil dan industri rumahan, tapi kedua cawapres lebih memfokuskan pada pembangunan infrastruktur dan perizinan yang selama ini terkendala di tingkat birokrasi.

Ketiga, Terkait tenaga ahli dan profesional yang bekerja di luar negeri, Pak JK mengisyaratkan bahwa saat ini memang banyak tenaga profesional yang justru bekerja di luar negeri sehingga sepatutnya ke depannya, para ahli dan profesional yang justru mengabdi pada bangsa lain direkrut kembali untuk kembali ke Indonesia. Atau tetap berada di negara lain namun mereka menjadi fasilitator dikembangkannya teknologi di Indonesia. Pak Hatta pun sepakat dengan hal ini dan beliau mencontohkan seperti India yang sukses "mengkaryakan" tenaga ahlinya dinegara lain untuk kemudiani diberdayakan membangun bangsa sendiri. Saya menangkan kedua cawapres ini memberikan sinyal suatu saat nanti pak BJ Habibie akan dirangkul kembali agar melakukan riset dan inovasi teknologi di negara sendiri.

Pak JK dan Hatta pun sepakat bahwa pekerja di luar negeri tidak dapat dihapuskan begitu saja, namun beliau memberikan solusi agar kedepannya para pejuang pajak ini pun mendapatkan pendidikan dan skill yang layak. Mereka menghendaki para TKI bukan pekerja yang "murahan" tapi benar-benar pekerja profesional pada sektor-sektor lain selain pembantu rumah tangga. Sehingga dibutuhkan pelatihan-pelatihan khusus agar pada pekerja rumah tangga itu dapat beralih daya menjadi pekerja profesional.

Kiranya, inilah yang dapat saya tangkap, terlepas kurang dan lebihnya kemampuan saya dalam memahami isi debat ini, tentu saja ada banyak bahasa (intelek) yang sulit dipahami menurut kacamata orang desa. Namun, paling tidak kedua cawapres mempunyai visi-misi yang sama ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera, tentu saja diawali dari pendidikan rakyatnya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun