Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hati-hati Jebakan Diskon dan Obral Menjelang Lebaran

13 Juli 2014   20:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:27 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_347512" align="aligncenter" width="299" caption="Ilustrasi : Diskon / geography.org.uk"][/caption]

Lebaran dan Belanja adalah dua kata yang selalu melekat pada siapa pun yang hobi belanja menjelang lebaran tiba, khususnya yang mengaku muslim. Apalagi lebaran kira-kira dua pekan lagi yang tentu saja para penganutnya berlomba-lomba mempersiapkan keperluan menjelang lebaran tersebut.

Oleh karena umat muslim tengah giat-giatnya mempersiapkan seabrek pernak-pernik menyambut lebaran. Tentu saja belanja atau berburu barang-barang baru tidak akan luput dari kegiatan mereka. Sesuai dengan momen lebaran adalah menjadi manusia yang baru dan suci.

Memang umat Islam sebulan penuh diwajibkan berpuasa, dan puncaknya mereka menikmati saat-saat kemenangan karena telah lulus dalam ujian puasa tersebut. Seandainya ada di antara nonmuslim yang ikut merasakan gegap gempitanya menjelang lebaran tentu mereka adalah para pelaku bisnis yang juga mendapatkan manisnya surga bisnis pada bulan-bulan tersebut. Wajar saja, karena penjualan mereka meningkat tajam dan harga pun semakin naik sampai kadang-kadang tak terasa dompet dan simpanan ludes karena euforia menyambut lebaran yang berlebih-lebihan.

Padahal, hakekatnya bukan belanja dan berlebarannya yang semestinya menjadi tujuan utama orang yang berpuasa. Akan tetapi, kemampuannya menyelesaikan ibadah mahdhah tersebut dan tercermin dalam perilaku sehari-hari sebagai insan yang bertakwa.

Terlepas pernak-pernik menjelang lebaran, ada hal-hal yang seringkali membuat para maniak belanja lupa bahwa ada banyak jebakan diskon dan obral yang tak mereka sadari justru menjadi alat yang paling mudah menghabiskan uang-uang mereka.

Tidak hanya kaum ibu yang hobi belanja diskon dan obral karena saat ini anak-anak dan remaja pun sudah terbiasa melakukan belanja karena mudahnya mengakses multishop yang berdiri di hampir pusat kota. Bahkan para suami pun turut nimbrung memburu belanja berlabel diskon dan obral karena menganggap harga-harga tersebut benar-benar murah. Padahal tanpa disadari para pedagang sudah bermain itung-itungan untung dan rugi yang sangat njelimet sehingga meskipun harga-harga barang yang dipajang sudah berlabel diskon sampai 80% pun para pedagang tetap meraup untung yang cukup fantastis.

Sebagaimana disampaikan oleh Trans7 beberapa saat lalu, bahwa banyak perilaku pedagang yang sengaja memajang label diskon dan obral di pasar-pasar modern maupun pasar-pasar sederhana yang tentu saja dapat menyilaukan para pembelinya.

Ada beberapa hal kenapa yang dapat dianggap sebagai jebakan, tatkala para pedagang memajang label diskon dan obral pada barang-barang dagangannya, dengan alasan sebagai berikut:

Barang tersebut hakekatnya sudah dinaikkan hingga seratus persen sebelum diberikan diskon

Para pedagang biasanya melakukan diskon mulai 30, 50, hingga 80% terhadap dagangan yang akan dipajang. Tentu saja berharap para pembeli akan tergiur dan menganggap bahwa harga barang tersebut benar-benar murah. Padahal ketika ditelusuri tidak ada satu pun pedagang yang mau "merugi" ketika mereka menjual. Dan sudah pasti akan banyak pembeli yang tergiur tanpa berpikir panjang bahwa harga-harga tersebut sudah di-upgrade lebih mahal dari harga pasaran yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun