Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tatkala Ayahku "Pernah" Mati Suri

13 Agustus 2014   20:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407921406950506452

[caption id="attachment_352720" align="aligncenter" width="342" caption="Sumber : vivanews.com"][/caption]

Berita tentang kematian memang penuh misteri. Tak dapat ditebak kapan akan datang menghampiri seseorang. Bahkan seseorang yang "katanya" juru ramal pun tak kan pernah tahu dan tak kan pernah bisa meramal seberapa panjang umurnya. Sehingga dengan kehadirannya yang secara tiba-tiba membuat orang menjadi tergagap-gagap tatkala mendengar begitu mendadaknya kematian seseorang.

Berlakunya kematian pula tidak semuanya berjalan mulus, ada yang ketika shalat tiba-tiba lemah dan terkulai tak berdaya dengan jasad tanpa nyawa, ada pula yang harus mengakhiri kematiannya dengan sodokan narkoba atau minuman keras yang dibuat sebagai oplosan seperti beberapa tahun terakhir menimpa generasi muda Indonesia. Dan termasuk yang masih hangat-hangatnya kematian Robin Williams yang juga menjadi cerita misteri kenapa sosok ini begitu mudahnya menghilangkan nyawanya sendiri dengan gantung diri.

Seiring dengan berakhirnya catatan kehidupannya, berbagai berita dan isu mengisahkan bahwa kematian sosok ini karena depresi (tertekan), bahkan karena depresinya ini Robi berulang kali melakukan terapi psikis demi kesembuhan depresinya ini. Meskipun saya menduga beliau mengakhiri kehidupannya karena beban hidup yang berat dan tentu saja pengaruh narkoba yang  juga banyak membunuh para arti negeri paman sam seperti Whitney Houston seorang diva kelahiran New Jersey Amerika Serikat ini.

Terlepas dari kejadian misteri tentang kematian, dalam bahasa kami disebut dengan ajal atau kiamat kecil karena berakhirnya kehidupan seseorang, karena kematian pun ada yang tidak sekaligus kehilangan nyawa selama-lamanya. Sebagaimana pernah dialami sang ayah lantaran pernah mengalami mati suri. Beliau mati dalam beberapa menit kemudian terjaga lagi dan tak menyadari apa yang telah terjadi. Sebagaimana yang diceritakan beliau beberapa saat lalu.

Kejadian bermula ketika sang ayah tengah bekerja di sebuah desa di bilangan Kec. Way Jepara Lampung Timur, kebetulan beliau adalah pekerja konstruksi mendapatkan proyek pembangunan sekolah SMK Negeri di daerah tersebut. Bukan seorang kontraktor tapi sebagai pekerjanya yang diupah harian.

Dan di suatu senja selepas maghrib karena keperluan sesuatu beliau meninggalkan tempat kostnya, tak terasa di saat perjalanan pulang dari tujuan, dan keadaan mulai sedikit gelap, seorang remaja tanggung mengendarai sepeda motor bebek dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang. Dalam cahaya yang temaram, sang pengendara tidak melihat ada sosok ayah yang tengah berjalan menyusuri jalan tersebut. Karena beralasan pandangannya kabur, pengendara pun tak sengaja menabrak ayah dari belakang. Wajar saja tubuh ayah tersungkur dengan luka di kepala. Kepalanya pun bersimbah darah.

Dalam keadaan terluka tersebut, tubuh ayah tak bergerak, entah pingsan atau mengalami mati suri, karena beberapa saat tidak bergerak dan diboponglah tubuhnya untuk diobati sebuah klinik pengobatan di tempat yang sama. Semua keluarga pun menangis sesenggukan karena dianggap korban sudah kehilangan nyawanya.

Dalam derai air mata orang-orang yang mengantar ayah, ayah merasa berada di dalam sebuah jalan tanah (padahal waktu itu jalan di sana sudah beraspal) keadaan di sekitar terlihat terang benderang meskipun tak ada satupun sosok yang menghampiri beliau, beberapa saat beliau bingung dan bertanya-tanya kenapa tidak ada satu orang pun yang ia temui. Ia merasa sendiri, tak ada teman dan di jalan itupun terasa sepi.

Setelah beberapa saat, tubuh ayah yang sempat diduga tewas tersebut pun bangun dengan luka dikepala namun sudah diperban oleh pihak tenaga medis klinik tersebut.

Saya membayangkan jika kematian seseorang karena tengah melakukan kejahatan mungkin suasana akan lain. Bisa gelap gulita dan ketakutan yang akan menerpa si arwah dalam kematiannya. Semoga saja kegelapan di alam kematian tidak terjadi pada Robin Williams dan Whitney Houston karena over dosis mengonsumsi narkoba. Dan semoga saja kegelapan dalam alam kematian tidak terjadi pada pelaku-pelaku korupsi yang mengalami kematian mendadak karena penyakit jantung yang datang tiba-tiba.

Hakekatnya kematian adalah sebuah rahasia Allah, Tuhan YME yang tidak pernah dipahami semua orang. Untuk itu ayah pun selalu mengingatkan bahwa kematian tidak harus menunggu usia senja, karena anak-anakpun bisa mengalaminya jika Tuhan menghendaki. Dan beliau selalu mengingatkan agar selalu menjalin silaturrahmi dan meminta maaf kepada siapapun jika pernah melakukan kesalahan. Selain itu harapannya anak-anaknya tidak pernah melalikan ibadah shalat, karena ibadah ini yang pertama kali di hisab di hari kiamat.

Berkaca dari kasus mati suri sang ayah, semoga saja saya, keluarga dan saudara-saudara saya senantiasa dapat menjaga ibadahnya dan menjaga jalinan persaudaraan dan berbuat baik dengan siapa saja. Mudah-mudahan dengan hikmah tersebut menjadikan diri ini semakin dekat kepada Allah SWT selaku pemilik jiwa manusia.

Salam

Silakan baca juga tulisan yang lain :

http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/13/pembelajaran-kontekstual-materi-seni-lukis-pada-anak-tuna-grahita-679746.html

http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/12/perlukah-anak-menguasai-bela-diri-sejak-kecil-679590.html

http://politik.kompasiana.com/2014/08/11/berkaca-pada-kredibilitas-saksi-gugatan-pilpres-2014-679517.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun