Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Server Kemenpan Ngadat, Pendaftar Terancam Gagal Jadi PNS

22 September 2014   04:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:59 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metro. Dua hari ini, teman-teman guru honorer seperti lagi dikejar-kejar dedemit. Bukan dedemit beneran tapi panik terkait pendaftaran CPNS yang dibuka oleh Kemenpan tahun 2014 ini. Mereka seperti diburu-buru waktu. Selain itu karena proses melakukan pendaftaran lebih rumit dan tentu harus ekstra hati-hati dalam mengisi kelengkapan data dalam formulir pendaftaran.

Proses pendaftaran dilakukan dengan sistem CAT, jadi semuanya teruntut menurut mekanisme teknologi komputer. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana informasi tersebut bisa diperoleh lewat surat kabar. Baik terkait kuota formasi, wilayah mana yang membutuhkan formasi tertentu dan juga waktu pelaksanaannya sudah ditentukan.

Website yang digunakan adalah panselnas.menpan.go.id. Seperti biasa, karena saking banyaknya pendaftar maka situs inipun menjadi sedikit ngadat. Bahkan dengan beberapa situasi situs ini sama sekali tidak dapat diakses. Boleh jadi karena saking sibuknya server atau memang tempat mengakses internetnya sulit dijangkau sinyal. Sudah susah, rumit pula. Itulah kira-kira perasaan para pendaftar.

Kalau di tahun-tahun sebelumnya masih sedikit mudah, pertama informasi jelas disampaikan di media cetak (koran). Jadi siapa saja yang ingin melihat formasi, jumlah formasi, tempat yang membutuhkan tenaga baru serta jadwal dan seabrek pernak-pernik kebutuhan menjelang pendaftaran sudah tertera di situ.

Tapi untuk tahun 2014 ini jauh berbeda, karena semua diakses dalam satu situs panselnas.kemenpan.go.id. Dampaknya ya itu tadi, lalu lintas udara menjadi macet, belum lagi jika waktu yang dibutuhkan harus segera diselesaikan sebelum tenggat waktu yang diberikan berakhir.

Meskipun cara mendaftar sudah modern karena melalui sebuah situs, tapi justru tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena tidak hanya satu atau dua orang yang mengalami kesulitan, tapi ratusan orang bahkan mungkin ribuan yang panik lantaran ribetnya prosedur. Selain harus ekstra hati-hati, ternyata butuh kesabaran juga dan butuh pandai-pandai mencari waktu luang untuk mengakses website tersebut.

Tidak hanya kesabaran dan ketelitian, tapi juga kesiapan kemampuan dalam bidang IT agar si pendaftar tidak terjebak pada kesalahan fatal ketika menginput data. Sebab sekali saja mengalami kesalahan meskipun sedikit saja, maka dampaknya tidak hanya kesalahan data, tapi si pendaftar terpaksa harus gigit jari karena datanya tak ter-upload dengan benar. Bahkan tidak hanya itu, boleh jadi informasi pemberitahuannya nyasar lantaran alamat email konfirmasi tidak benar.

Selain proses yang cukup rumit dan njlimet, butuh kewaspadaan yang hati-hati, siapa tahu data-data kita justru dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.  Atau tidak dapat digunakan lagi lantaran kesalahan pengisian data.

Seperti yang belum lama ini dialami oleh pelamar ini, sebut saja EM dan SR, keduanya sama-sama hendak melakukan input data melalui panselnas.menpan.go.id sesuai dengan alamat situs yang tetapkan oleh Kemenpan. Tapi lagi-lagi karena persoalan server yang sibuk, proses input pun menjadi terhambat, internet jadi ngadat bahkan yang lebih parah kadang tidak dapat dibuka sama sekali. Sudah kadung diisikakn datanya, ketika harus melangkah selanjutnya justru situsnya ngadat. Hal tersebut tidak hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali terjadi.

Kebingungan karena tidak ada konfirmasi dari panitia bertambah dengan kebingungan yang baru, karena NIK yang katanya belum dimasukkan kog katanya sudah terdaftar atau sudah digunakan. Si empunya NIK pun jadi tambah bingung. Apakah ia benar-benar sudah memasukkan nomor KTPnya? Waktu ditanya katanya belum memasukkan nomor tersebut. Padahal nonor KTP harus diupload dan hanya satu-satunya yang bisa menggunakan nomor itu, yaitu yang punya KTP tentunya.

Karena keseringan situs tersebut ngadat, kedua pendaftar inipun sampai artikel ini dimuat belum menyelesaikan proses pendaftaran, lantaran belum ada konfirmasi dari panitia. Konfirmasi tersebut dikirim via email masing-masing pendaftar. Entah di mana persoalannya, kog bisa nggak ada balasan ya? Gerutu si pendaftar. Padahal alamat email dimasukkan ke dalam formulir pendaftaran yang online tersebut.

Mungkin karena terputusnya koneksi, maka data yang dimasukkan menjadi gagal, tapi ketika gagal kog ketika memasukkan data yang baru justru sudah tidak dapat dilakukan lagi. Dampaknya ya itu, belum sampai selesai memasukkan data hingga tuntas, akhirnya harus gagal dan tidak mendapatkan nomor pendaftaran.

Si pendaftar berusaha membuka email yang tadinya sudah diupload, tapi tetap saja tidak mendapatkan konfirmasi dari panitia. Kalau sudah demikian, sudah pasrah, si pendaftar terancam gagal melakukan registrasi lantaran datanya tidak jelas. NIK nya menurut pemberitahuan situs sudah digunakan tapi prosesnya tidak dapat dilanjutkan. Ia mau memasukkan NIK baru tidak bisa lagi karena harus satu-satunya dimiliki oleh pemilik KTP.

Saya menduga, selain gagalnya server ketika diakses, pun karena proses pendaftaran yang terputus-putus lantaran sinyal yang tak normal. Jadi ketika sudah memasukkan data NIK dan email, ternyata tidak sampai ke server pusat. Dampaknya sudah dapat ditebak si pemilik data justru kehilangan data-datanya lantaran belum sepenuhnya lengkap terisi karena harus melalui beberapa tahapan.

Dalam kondisi yang gundah gulana tersebut si pendaftar masih berusaha mengecek email yang katanya sudah diupload, tapi ternyata justru tidak dapat dibuka sama sekali.

Server Ngadat, Pendaftar Mengalami Kerugian

Siapa yang tak kecewa coba, kalau kesempatan untuk bisa mendaftar CPNS harus batal gara-gara koneksi internet yang putus sambung alias ngadat? Tentu semua pendaftar akan kecewa, karena si pelamar akan gagal melakukan registrasi. Seperti yang saat ini dialami oleh SR dan EM. Mereka sudah bersusah payah mendaftarkan diri sesuai aturan yang ditentukan ternyata data-datanya sudah tidak dapat digunakan lagi.

Karena tidak sukses melakukan pendaftaran maka akibatnya sudah pasti si pendaftar tidak mendapatkan nomor peserta untuk melakukan test. Karena tidak mendapatkan nomor test secara otomatis ya tidak dapat ikut tes dan sudah pasti gagal PNS.

Kondisi sinyal yang lemah plus server yang sibuk, maka ada banyak calon pendaftar yang terancam gagal. Maka kesempatannya harus menunggu tahun berikutnya jika pemerintah masih membuka lowongan baru. Tapi yang lebih menyedihkan lagi jika ternyata tahun ini usianya sudah diambang batas, misalnya sudah berusia 35 tahun bagi yang bukan honorer. Maka sudah pupus sudah harapannya menjadi PNS.

Pemerintah harus memperbaiki kualitas server dan sistem perekrutan

Melihat gagalnya 2 orang pendaftar tadi, dan boleh jadi ada ratusan atau ribuan yang gagal karena datanya tidak dapat diakses, tentu menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Kemenpan, yaitu melakukan perbaikan situs atau server agar proses pendaftaran tidak mengalami kendala.

Seperti halnya situs milik institusi pemerintah yang lain, ternyata mudah sekali ngadat lantaran kurang memenuhi syarat. Selain kurang memenuhi syarat seringkali mudah dibajak oleh hacker yang tidak bertanggung jawab. Karena kelemahan tersebut dampaknya justru mekanisme pendaftaran yang sudah direncanakan jauh-jauh hari menjadi terkendala.

Masih beruntung jika situs tidak dibobol hacker, repotnya kalau dibobol (diretas) maka secara otomatis banyak data-data siluman yang masuk ke dalam sistem. Nah ini yang paling berbahaya. Meskipun pendaftaran belum sepenuhnya optimal, tapi justru pendaftar abal-abal (palsu) sudah memenuhi meja panitia. Ini yang paling berbahaya.

Agar gangguan secara teknis ini dapat diatasi tentu saja pemerintah harus memiliki sistem rekruetmen pegawai yang benar-benar canggih, mudah diakses dan aman dari tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun