Efek domino RUU Pilkada dengan hasil akhir dimenangkan kubu KMP ternyata tidak hanya kubu lawannya yang mesti garuk-garuk kepala dan pusing tujuh keliling, tapi juga berimbas pada seorang pembotoh (petaruh) yang rela menghabiskan uang mereka hingga bermilyar-milyar rupiah.
Kemenangan KMP yang semestinya tidak berimbas pada kehancuran ekonomi rakyat secar umum ternyata tak disangka-sangka justru melibatkan orang kampung yang tak mengerti politik. Ialah si Bejo, seorang pedagang blantik, blantik sapi, kerbau, kuda, bahkan ayam aduan pun dijadikan ajang taruhan.
Tak hanya hewan ternak, kalau perlu pulau kecil pun ditarukan untuk mendapatkan pulau baru atau uang yang cukup fantastis. Kayaknya mirip-mirip pertarungan penjudi kelas berat, atau justru para supporter bola dan tinju yang juga sukanya bermain judi, bertaruh demi mendapatkan uang yang tak sedikit. Jika kebetulan menang tentu ia akan kaya mendadak tapi jika kalah, sudah pasti risikonya, rumah, tanah dan segala macam perabot dan kendaraan pribadi ikut raib.
Tidak hanya itu, kadang istripun harus dilelang demi memuaskan hasrat birahi karena kadung hobi berjudi.
Bejo : "Min, gimana nih, kamu mau nggak bertaruh. Siapa yang menang dalam Sidang RUU Pilkada nanti? Saya berani taruhan 1 milyar. Mesti sidang dimenangkan oleh kubu lawan yang menolak pilkada tak langsung. Koe berani bertaruh berapa?
Tumin : "Koe, apa sudah tak sayang hartamu lagi, kog sampek2 banda dikorbankan untuk berjudi. Kalau dihitung-hitug hartamu ya paling cukuplah 1 milyar, plus tambah istrimu yang bisa dilelang di sini.Â
Bejo : Gimana koe wani ora? Ojo sok kakean ngomong. Kalo berani bener ayo taruhan! Tapi lek ra wani berarti banci!
Tumin : Ojo sesumbar koe Jo! Ojo mentang-mentang koe mantan preman. Wes wani nantang taruhan duet sak mono akehe. Koe serius wani kelangan bojomu?
Bejo : Lah dalah, kan aku seng nantang. Yo mesti aku seng menang. Kan RUU Pilkada ditentang sebagian besar rakyat. Pastilah menang!
Tumin: Jangan banyak sesumbar!. Ya sudah permintaanmu saya turuti. Kita sepakat sama-sama bertaruh, kalau ternyata kubu KMP Gagal, bondo sak bojomu jadi wekku yo!
Bejo : Okelah kalau begitu!
Tak seberapa lama Bejo dan Tumin sudah melakukan perjanjian di atas materai dan disaksikan para tokoh penjudi dan pengacara yang sudah disewa sebelumnya. Dan mereka pun bersalaman tanda perjanjian sudah deal.
Dari pagi hingga malam hari, kedua mantan penjahat inipun menunggu hasil sidang paripurna DPR. Sambil ngemil kacang, dan satu termos air panas khusus ngejog kopi. Kalau kopi yang sudah diseduh habis.
Detik demi detik berlalu, ternyata apa yang menjadi harapan Bejo sangat jauh melenceng. Meskipun Bejo sudah menyogok orang-orang yang mendukung pilkada langsung dengan duit segepok ternyata pun tak membuahkan hasil. Ternyata sidang ditutup dan dimenangkan oleh kubu KMP.
Bejo pun berteriak histeris, sambil memukul-mukul kepala dan membuang semua barang depannya. Ia pun kalap. Dia berteriak sekencang-kencangnya dengan sumpah serapan. Ternyata dugaannya salah, dikiranya uang yang dipake untuk membayar anggota dewan masih kalah banyak dari yang sudah disebarkan oleh KMP.
Bejo : Dasar .....dasar sudah saya kasih duit semua kog ya nggak mempan. Malah uangku yang 1 milyar lenyap. Sambil berteriak dan menangis di hadapan Tumin yang sedari tadi melihat tingkah temennya yang seperti kurang waras.
Tumin : Jo...Bejo....tangio....tangi.... ngopo kog koe mbengok-mbengok koyo wong edan. Kae loh wedosmu do kabur mangani tanduranku.
Bejo : Haaaaah opo Men? Lah endi wedosku? Lah, la aku ki nangndi? Kog aku iso keturon?
Tumin : Mangkane lek nonton politisi ki ojo serius-serius iso-iso kurang turu. Seh mendeng kurang turu, lah nek kenek strok kan berbahaya.....
Tak menunggu lama pun akhirnya Bejo tersadar, bahwa ia tengah bermimpi. Bermimpi menjadi orang kaya dari taruhan. Bertaruh memenangkan sidang RUU pilkada yang ternyata hanya di alam mimpi.
Pakne pakneeeee. Wong angon kog weduse dijarne wae.....kae loh wedusmu mangane tandurane tanggamu!!!!! Istrinya yang lumayan cerewet pun menyiram badan Bejo agar segera sadar dari mimpi panjangnya.
Paraaaah!!!
Bejo...... bejo...................!! Dasar Eeeedan!
NB: Nama dan karakter tokoh hanyalah fiktif belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H