[caption id="attachment_363779" align="aligncenter" width="548" caption="Salah satu kontingen jambore pramuka ABK 2014 dalam menampilkan kesenian daerahnya (dok. pribadi)"][/caption]
Papua Sukses Memborong Piala Jambore Pramuka ABK di Cibubur
Empat hari kemarin (29 September sd. 2 Oktober) kegiatan Jambore Pramuka bagi anak-anak berkebutuhan khusus sudah digelar, dan puncaknya 1 Oktober kurang lebih pukul 20.30 acara Jambore tersebut ditutup dengan resmi. Selain ditutup dengan resmi, pada puncak acara tersebut diumumkan bahwa kontingen peroleh medali dan piala terbanyak adalah kontingen dari Propinsi Papua.
Saya kagum dan turut haru, propinsi yang belum lama bertumbuh karena kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan serta ekonomi inipun akhirnya mampu mengungguli propinsi-propinsi lain yang justru sudah memiliki kemajuan yang lebih lama dari propinsi ini. Terang saja kemenangan ini membuka mata hati saya, bahwa tak pantas kita menganggap kawasan timur Indonesia adalah kaum yang terbelakang dan tak memiliki sikap kompetitor yang handal. Terbukti setelah diumumkannya propinsi mana yang berhak memperoleh trofi juara umum ternyata malah Propinsi Papua yang mampu memenangkannya.
Pada perhelatan akbar Kemendiknas dengan bekerja sama dengan Kwartir Nasional gerakan Pramuka ini, ternyata banyak melahirkan anak-anak berbakat dan bertalenta tinggi. Anak-anak yang lahir dalam kekurangan ternyata dapat melahirkan karya dan kreasi yang cukup mengagumkan. Baik karya kreatif dalam bentuk lifeskill, game kebangsaan, scouting (kepramukaan) atau pagelaran seni budaya ala anak-anak ABK yang cukup membuat bulu kuduk saya berdiri. Saya tak bisa berkata-kata lagi bahwa mereka benar-benar istimewa. Mereka sama sekali jauh dari kesan kekurangan, tapi kelebihan yang banyak yang justru kadang sulit dimengerti oleh orang-orang di lingkungannya.
Catatan berharga dari Jambore Pramuka ABK PKLK Dikdas Tingkat Nasional di Cibubur
Jambore Pramuka ABK Tingkat Nasional 2014 yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Cibubur ini pun banyak memberikan catatan berharga. Pertama, selama ini Pramuka diidentikkan dengan kegiatan yang tak bermanfaat oleh sebagian orang, padahal di dalamnya banyak mengajarkan tentang kepercayaan diri, kemandirian dan kesetiaan serta semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Karena dalam aneka kegiatan dan permainan, benar-benar merangsang kreativitas dan aktivitas yang memacu kemampuan anak-anak ABK dan anak pada umumnya agar mampu menjalani kehidupan dengan motivasi dan kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu di dalamnya memberikan bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan hidup yang diharapkan dapat membekali dengan pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Kedua, selama ini kegiatan kepramukaan diidentikkan kegiatan yang rumit dan menyusahkan, sehingga anak-anak ABK tak pantas mengikuti kegiatan ini. Apalagi di masyarakat kita cenderung menganggap anak-anak ABK tidak mampu berkembang dan mandiri. Tapi, tatkala melihat Jambore Nasional ABK ini, pengetahuan tentang diskriminasi sedikit banyak memudar karena ternyata anak-anak ABK pun bisa melakukannya.
Ketiga, mungkin baru-baru ini saja ABK menjadi salah satu anak didik yang direkrut dalam kegiatan kepanduan (kepramukaan) karena selama ini anak-anak ABK dianggap tidak berdaya guna, dan hanya menjadi beban orang-orang di sekitarnya. Tapi kegiatan ini justru membuka mata kita, bahwa anak-anak ABK tidak butuh dikasihani tapi hanya butuh diberikan perhatian dan kesempatan yang sama agar mereka bisa berkembang secara wajar seperti anak-anak pada umumnya.
Berkaca dari suksesnya Kontingen Papua dalam menyabet tropi juara umum di Jambore ABK
Seperti halnya propinsi-propinsi lain, Papua sejatinya semakin bertumbuh menjadi propinsi yang semakin pantas untuk diakui sebagai salah satu propinsi yang memiliki potensi alam dan budaya yang tinggi. Bahkan lebih dari itu SDM di wilayah ini semakin bersinar setelah mendapatkan aneka pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Sehingga amat pantas pula Papua disandingkan dengan propinsi lain di Indonesia dan tidak menempatkannya sebagai propinsi kelas dua seperti sebagian orang memandang masyarakat di pulau paling timur di Indonesia ini.
Seperti ekspektasi dan motivasi para peserta kontingen yang tak kalah tinggi dalam usaha mendapatkan kemenangan dalam setiap event perlombaan pun menunjukkan bahwa masyarakat ini suatu saat mampu menjadi daerah yang maju seandainya pemerintah mau memperhatikan dan memberikan kesempatan yang sama dalam memperoleh fasilitas pendidikan. Tentu saja tidak hanya berkutat pada pemerintah pusat saja tanggung jawab untuk mengembangkan masyarakat Papua, karena pemerintah daerah pun memiliki kewajiban yang juga berat dalam mengemban amanah dan tugas yang diberikan pemerintah pusat kepada mereka. Terutama dalam penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan serta fasilitas dalam mengembangkan kegiatan kepramukaan di daerah ini.
Tak hanya Papua yang semestinya semakin meningkatkan potensi daerahnya yang tinggi ini, karena selama ini pemerintah daerah khususnya Lampung dan pemerintah daerah lainnya masih banyak yang kurang concern dalam memperjuangkan kemajuan Pramuka di daerah Lampung dan daerah-daerah lainnya. Khususnya bagi anak-anak ABK yang semestinya juga mendapatkan kesempatan yang sama. Tentu saja hal ini akan diapresiasi jika pemerintah Propinsi Lampung ingin meningkatkan daya saing sumber daya manusianya dalam selurus aspek kehidupan. Termasuk dalam bidang pengembangan manusia Indonesia seutuhnya dalam kegiatan kepramukaan.
Semoga saja Pramuka Indonesia semakin maju dan menemukan ruh pergerakannya kembali dalam mencetak generasi muda yang siap dan tangguh serta mandiri dalam menghadapi kemajuan jaman di era global.
Salam
Kota Metro, 3 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H