[caption id="attachment_364912" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar: Karnaval Jambore Pramuka ABK 2014 (doc. pribadi)"][/caption]
Tulisan ini sebenarnya sudah kadaluarsa. Ibarat kalau produk makanan sudah kelewat tanggal layak konsumsinya. Jadi ya yang penting bisa disharing. Mau dibaca silahkan kalau nggak ya nggak apa-apa. Yang penting foto-foto yang sudah saya simpan setelah aksi jeprat-jepret tidak hangus dan mubazir.
Bagi saya, Jambore Pramuka merupakan pengalaman yang berharga. Karena didalamnya mengajarkan banyak hal dan pengalaman yang diberikanpun tak sedikit saya rasakan. Tak hanya saya yang berkapasitas sebagai pembina pendamping, karena bagi siswa ternyata memberikan kesan yang amat mendalam. Para siswa yang awal keberangkatan terlihat gugup dan kurang percaya diri, eeee ternyata setelah mengikuti beberapa sesi kegiatan mereka terlihat semakin percaya diri. Begitu juga gurunya yang semakin bersemangat untuk membina anak-anak ABK.
Selain asyiknya kegiatan Jambore yang niatan awal adalah mengumpulkan para anggota Pramuka yang sudah diseleksi dengan ketat, ternyata ada banyak keasyikan-keasyikan yang muncul dalam setiap even. Misalnya biasanya anak-anak ABK kurang begitu responsif terhadap informasi terbaru dan jenis permainan yang unik, pada ajang Jambore ini mereka semakin terasah kepekaannya. Kadang tanpa diberitahu dan ditanya, mereka sudah mengetahui dan tanggap dengan apa yang harus mereka kerjakan. Kekhawatiran pendamping yang berlebihan terkait anak-anak didik mereka, ternyata terjawab sudah dengan aksi kreatif dan keberanian dalam mengikuti perlombaan. Meskipun kemenangan bukan satu-satunya tujuan, yang pasti sudah menjadi media motivasi anak agar lebih kreatif lagi.
Terlepas dari beberapa keasyikan dan keragaman ekspresi dari masing-masing kontingen ABK, selain menambah ketrampilan dalam bergaul, Jambore mengajarkan untuk saling mengenal kontingen dari daerah lain. Dan alhamdulillah ternyata peserta dari Lampung sempet mendapat kenalan yang terlihat intens dari propinsi Banten. Mereka baru mengenal ternyata pembicaraannya terlihat klop. Kebetulan kami bersebelahan. Tak hanya itu karena saya sendiri medapatkan teman baru dari Banten, Jawa Timur, NTT dan daerah lain. Namun sayang sekali karena pertemuan dan pembicaraan amat singkat, jadi hanya beberapa orang saja yang bisa diajak bertukar nomor HP. Mendingan untuk ajang komunikasi dan diskusi lintas propinsi.
Beberapa keunikan dari Jambore Pramuka tentu tak semua dapat tercover dalam tulisan ini. Tentu karena terbatasnya waktu untuk jeprat-jepret lantaran saya harus fokus mendampingi anak-anak dari Lampung karena memang itu tugas pokoknya. Tapi alhamdulillah karena telaten saya bisa mendokumentasikan beberapa kemeriahan dalam kegiatan tersebut.
[caption id="attachment_364511" align="aligncenter" width="560" caption="Sebelum berangkat ke medan juang, di Bandara Radin Inten 2 peserta kontingen Lampung berfoto2 ria berharap menjadi kenang-kenangan yang indah (dok. pri)"]
Foto di atas diambil di Bandara Radin Inten 2 Lampung. Sedikit selfi dan katrok tapi sengaja saya lakukan agar peristiwa penting ini tak lekang oleh waktu. Menjadi peringatan tersendiri bahwa kami pernah bersama-sama ikut Jambore meski hanya 2 medali juara harapan. Tapi tetap semangat untuk ikut jambore Pramuka ABK tahun-tahun berikutnya.
Meskipun tidak berkaitan dengan karnaval, tapi sengaja saya ikutkan sekedar ikut ngeksis dari pada foto gak laku karena tak dipublikasikan. hehe
Nah, kalau tulisan di bawah ini benar-benar membicarakan tentang keunikan karnaval Jambore tersebut. Misalnya saja Kontingen Lampung yang saya jepret pertama kali loh. Para wakil daerah ini tetap bisa eksis mengikuti setiap kegiatan dengan antusiasme tinggi. Berbalut pakaian asli adat Lampung, enam peserta Jambore berfoto ria bersama pendampingnya yang sok ganteng, kemudian kontingen dai bumi sai bumi ruwa jurai ini mengikuti arak-arakan semua kontingen. Pas di urutan ke tigalah kami berjalan di bawah kontingen DKI. Jakarta dan Banten. Sedangkan di belakang kami ada kontingen dari daerah lain.
[caption id="attachment_364913" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar : Kontingen Lampung tetap eksis (doc. pribadi)"]
Penampilan kontingen Lampung memang sudah maksimal, segalanya sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Tapi ya itu tadi, karena di sini adalah kompetisi dan tim juri juga memiliki subyektifitas tersendiri-meski ada obyektifnya juga- tetap saja kontingen Lampung masih belum bisa menarik simpati mereka. Tapi ya sudahlah gak apa-apa yang penting tetap hepi.
Sesaat peserta karnaval mulai start, saya mengabadikan moment ini dengan memotret kontingen yang ada di paling depan. Ialah kotingen tuan rumah (DKI Jakarta) dengan membawa sepasang ondel-ondel yang menjadi icon daerah ini. Meskipun peserta pembawa ondel-ondel sempat kelelahan dan sarungnya sempat pula melorot, tapi semangat semua peserta tetap tinggi dan terlihat heppy.
[caption id="attachment_364915" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar : Kontingen DKI Jakarta dengan ondel-ondelnya (doc. pribadi)"]
Di barisan kedua saya memotret kontingen dari Banten yang juga sangat asyik dan rame, mereka membawa alat musik dari daerah ini. Selain membunyikan alat musik yang juga ramai, peragaan seni beladiri debus juga turut mengiasi perjalanan karnaval. Terang saja karena aksi debus ini, para peserta lain ikut teriak-teriak histeris tanda ketakutan, bahkan ada beberapa penonton yang berjajar di sisi jalan lari ketakutan karena salah satu peserta mengiris tangannya dengan golok tapi tidak terluka sama sekali. Hemmm serem juga, malah apa perlu saya ikut debus ya?
[caption id="attachment_364916" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar : Kontingen Provinsi Banten dengan atraksi debusnya (doc. Pribadi)"]
Di barisan belakang kontingen Lampung, ada kontingen dari Kalimantan Selatan, mereka terlihat lebih tenang tanpa alunan musik pun, sama seperti kontingen Lampung yang tidak membawa alat musik sama sekali. Seandainya alat musik di bawah kayaknya semua tampak lebih meriah.
Di belakang lagi ada beberapa kontingen yang mewakili 34 propinsi yang tak dapat saya sebutkan selurunya. Yang pasti semua kontingen sudah all out mengeluarkan semua daya dan upaya demi memeriahkan karnaval Jambore tersebut.
[caption id="attachment_364917" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar: Habis karnaval ngeksis dulu aahhh biar gak kehilangan moment (doc. pribadi)"]
Akhir perjalanan, saya sempat berfoto-foto ria sekaligus mengabadikan moment langka dan bersejarah ini sebagai simbol kekaguman saya atas indahnya Indonesia. Negeri yang elok dengan nuansa keragaman budaya. Semua menjadi satu bagian yang tak dapat dipisahkan merangkai keindahan Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Salam
semua gambar dok. pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H