Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benar, Jangan Terlalu Percaya Internet

10 Oktober 2014   20:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:34 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412929107415966679

Beberapa dampak dari internet

Berbicara mengenai seberapa besar pentingnya media ini dalam kita menggali informasi, lantaran tak semua yang diajarkan di internet itu sesuatu yang akurat. Justru, ada beberapa hal yang hanya abal-abal, istilah kompasianer adalah berita habul, hoax atau berita bohongan dari sekelompok orang yang tukang ngibul. Mereka membuat berita seolah-olah benar dan meyakinkan, hanya karena ingin mendapatkan uang dari internet. Bentuknya bisa menipu, atau menjual iklan hoax dan mencari pundi-pundi uang tanpa memikirkan dampaknya.

Beberapa bulan yang lalu, seorang ABG tiba-tiba hilang tanpa diketahui dimana rimbanya. Berkat FB para ABG berkenalan dan menjalin komunikasi intens, meskipun mereka tak tahu siapa sebenarnya lawan bicaranya. Seolah-olah ia benar-benar pria yang baik-baik dan memiliki hati yang tulus. Padahal siasatnya semata-mata ingin melakukan penculikan gadis-gadis muda.

Tak sedikit para wanita muda ini harus kehilangan keperawanannya lantaran teman yang tak dikenali tiba-tiba memperdayanya, memperkosanya dan menjualnya pada pria hidung belang. Bahkan ada pula yang dijual organ tubuhnya. Padahal awalnya mereka berkenalan di media internet tanpa tahu seluk-beluk yang sebenarnya. Itulah internet, siapapun bisa menjadi korban bila tak cerdas dalam menggunakannya.

Tidak hanya ABG yang menjadi korban traffic king, karena banyak pula pria yang tiba-tiba terjerat cinta yang sebenarnya si pria tak benar-benar tahu siapapa wanita yang dihadapinya. Mereka terlihat cantik, menarik dan mengundang selera laki-laki. Jadi sekonyong-konyong si pria pun bertekuk lutut akibat rayuan gombal si wanita.

Bahkan amat mirisnya, tatkala wanita yang dikencaninya melalui internet adalah seorang "maaf" PSK yang sengaja ingin menjajakan dirinya. Atau berusaha memeras korban prianya demi mendapatkan uang yang tak sedikit. Dan yang lebih parah lagi, tatkala ketika mereka benar-benar menemukan jodohnya, ternyata pasangannya sudah mengidap virus HIV, si pria tak sadar telah ditipu dan begitu percaya dengan "pacar" mayanya itu. Bahkan beberapa waktu lalu, ada pria yang menikah ternyata lawan jenisnya adalah waria (wanita + pria) ia mengaku wanita, padahal seorang pria. Mau dinikahi semata-mata ingin memeras dan mengambil harta suaminya.

Itulah dunia internet, dunia yang bisa menjerat siapapun penggunanya, bisa percaya atau tidak semua sudah pernah mengalami. Ada yang mendapatkan kebaikan, namun tak sedikit yang mendapat keburukan.

Belajar di Internet tapi jangan lupakan guru yang sebenarnya

Benar kata-kata bijak, bahwa seseorang yang belajar tanpa guru, maka hakekatnya ia telah tersesat. Dan benar serta terbukti, ketika kita belajar di Internet tanpa ada guru yang benar-benar profesional maka akan mudah sekali disesatkan. Paling tidak ada hal-hal negatif yang justru dipelajari dan justru dapat menjerumuskan pada dirinya sendiri atau orang lain.

Tidak salah mempelajari suatu ilmu dari internet, tapi ketika kita tak memiliki guru pendamping yang benar-benar telah belajar berdasarkan keilmuan yang kokoh, maka hakekatnya yang muncul adalah sosok-sosok yang radikal, dan membentuk dirinya sendiri berbeda dari orang-orang di sekitarnya. Tak jarang karena ilmunya dari internet, ia merasa paling tahu segala-galanya, padahal ada guru dan kitab lain yang belum pernah dipelajarinya. Yang ironis lagi, di antara "korban" internet justru menganggap media ini sebagai Tuhan. Mengeluhkan setiap persoalannya kepada internet, ia menyampaikan segalanya kepada orang yang tak pernah dikenali. Bahkan ia berguru ilmu melalui media internet yang kita pun tak tahu siapa sebenarnya guru-guru kita.

Bagaimana sebaiknya? Belajar di internet tidak salah karena sekarang jamannya segalanya serba digital dan media elektronik. Semua bisa diakses dengan mudah, tapi yang tak boleh dilanggar adalah bahwa semua ilmu itu ada gurunya. Ada orang yang lebih mengetahui jika hendak bertanya. Bahkan tak sedikit orang-orang yang berilmu itu yang gaptek teknologi lantaran apa yang dipegang dan dipelajari adalah sebuah kitab atau buku-buku yang belum pernah diapdate di internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun