Karena selama ini mie bihun seperti ditinggalkan, masyarakat yang biasanya menggunakan mie bihun untuk pesta pernikahan, kini sudah tidak ada lagi. Seandainya ada kuantitasnya semakin sedikit.
Nah, dengan program pemerintah memanfaatkan produk lokal berarti secara terencana pemerintah menghendaki rakyatnya mengkonsumsi hasil karya sendiri. Kita menanam padi, kita olah menjadi aneka makanan yang bermutu, begitu juga menaikkan pamor produk lain menjadi bentuk hasil olahan yang "pantas" untuk dihidangkan di meja-meja para pejabat sekalipun. Karena singkong merupakan hasil petani dan harus dinikmati rakyat sendiri. Kalau budaya ini terus tumbuh seiring berjalanannya program pertanian lain, tentu akan menjadi prestasi yang luar biasa untuk menekan ketergantungan akan produk-produk import.
Kembali pada getuk tadi yang saat ini sering hadir di meja guru, karena bagaimanapun juga getuk adalah makanan tradisional bangsa kita yang tak kan punah jika bangsa ini mau mempertahankannya. Paling tidak memanfaatkannya untuk kebutuhan rakyat sendiri. Sehingga kita tidak terjangkiti budaya makanan import.
Menanam singkong bukanlah sebuah kerugian, karena harganya pun semakin merangkak naik. Begitu pula beras lokal sejatinya perlu ditingkatkan produktifitasnya. Apalagi belum lama ini pemerintah juga menyangkan program rehabilitasi waduk dan saluran irigasi dan propinsi Lampung juga kebagian proyeknya. Jadi mudah-mudahan para petani negeri ini menjadi makmur. Kalau petani makmur para pedagang tentu akan mujur. Jika para pedagang mujur dan sektor bisnis lain juga berkembang, tentu bangsa ini akan segera terbebas dari himpitan ekonomi yang sepertinya tak berujung.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H