Jika melihat sosok Mamang dan wartawan gadungan di atas, apakah pantas dianggap wartawan? Kegiatannya memalak kepala sekolah dengan sangkaan telah melakukan korupsi. Meskipun pernah saya minta membuat berita, sampai saat inipun permintaan saya tak dapat ia penuhi. Justru ia meminta bayaran sebelum berita ditulis, dugaan saya jangan-jangan ia hanyalah seorang agent yang bekerjasama dengan wartawan, atau beliau dimanfaatkan wartawan yang tanpa susah payah dapat duit dan berita meskipun sang wartawan gadungan tersebut tak pernah keluar mencari berita.
Melihat kondisi ini hakekatnya cukup memprihatinkan, seorang wartawan semestinya pengayom masyarakat. Mereka mau mewartakan terkait kondisi daerahnya. Sehingga harapannya persoalan terangkat dan dapat dicari solusinya oleh pemerintah. Bukan justru kesana kemari memfitnah dan mencari amplop dan memeras, dengan dalih akan mengangkat kasus tersebut di sebuah koran. Mereka mencari uang bukan membuat berita yang bernas, tapi mencari persoalan di sekolah-sekolah kecil hanya ingin mendapatkan lembaran-lembaran rupiah.
Salam
Rujukan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H