Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ini Alasannya Kenapa Wanita Memilih Berkarier

27 Desember 2014   23:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14196787751302923297

Keempat, dan yang tak dapat ditentang jika wanita berada di rumah adalah, seberapa besar pekerjaannya tidak pernah terlihat. Seringkali sang suami menganggap remeh pekerjaan istrinya lantaran suami sudah mencari uang. Mereka menganggap dengan berada di rumah, semua dianggap selesai. Tanpa merasakan betapa beratnya mengurus rumah tangga dan anak-anak mereka. Apalagi anak-anak yang butuh perhatian lantaran masih berusia dini.

Akan berbeda jika para wanita ini bekerja, maka sang suami pun tak bisa merendahkan istrinya lantaran mereka memiliki uang yang tak sedikit. Merekabisa bersolek sangat cantik dan berpakaian yang rapih. Bahkan karena kecantikan dan kerapihan sang istri, justru para suami menjadi khawatir jika ada pria lain yang tergoda. Amat wajar, jika para suami menolak jika para istrinya bekerja, selain karena ia harus mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Selain itu,  yang tak dapat dipungkiri adalah tatkala mereka bekerja di luar rumah, tentu para istrinya menjadi sangat menarik lantaran mampu mencukupi setiap kebutuhan fisik dan batinnya. Mereka bisa membeli apa yang disukai, memilih aktifitas yang membuat bugar dan tentu saja mereka boleh memilih beragam jenis pakaian menurut selera mereka. Bagaimana dengan wanita rumahan? Tentu kondisinya akan sangat jauh berbeda bukan?

Beberapa konsekuensi langsung maupun tidak langsung di atas, maka amat wajar jika para wanita memilih mengejar karir demi kebanggan dan menuruti kebutuhan pribadi. Dampaknya keluarga mereka menjadi retak, bahkan berujung perceraian. Apalagi sang suami tak bisa menerima kondisi istrinya yang harus bisa berkiprah seperti para pria. Mereka tak ingin dianggap orang yang menyusahkan suami lantaran tak menghasilkan.

Maka sepatutnya para suami bisa mengerti dan mencukupi kebutuhan para ibu rumah tangga, lantaran beban berat pekerjaan yang mereka sandang tatkala menjadi seorang ibu yang harus mengurus rumah tangga. Hendaklah tidak membiarkan para ibu ini menanggung kesedihan lantaran pekerjaan mereka tak pernah berharga dan keringat mereka seperti tak memberi arti bagi kehidupan rumah tangga mereka. Apalagi memikirkan bagaimana beratnya memenuhi kebutuhan ekonomi.

Oleh karena itu, jangan anggap remeh seorang ibu rumah tangga, karena mereka melebihi beratnya pekerjaan para pria. Meskipun para pria berada di rumah pun, wanita tetaplah ibu yang harus mengurus anak-anaknya. Memberikan perhatian yang tak boleh berkurang sedikitpun meskipun sibuknya dalam bekerja. Sehingga amat wajar dan para pria tak perlu cemburu, ketika Tuhan menganugerahi para wanita sebagai sosok yang mulia, para ibu menempati kedudukan di atas para pria. Akan tetapi para wanita yang bisa mengemban fitrahnya yang luhur sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun