Saat ini saya sedang mengikuti program PPG DALJAB dan juga merupakan mahasiswa Bahasa Inggris PPG DALJAB Universitas Jambi Tahun 2023. Selain itu, saya juga merupakan tenaga pendidik di salah satu sekolah swasta di Kota Jambi yaitu SMP Suria Harapan School Jambi.
Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi pengalaman saya selama mengikuti PPL Siklus 2 yang saya lakukan dengan materi yang saya ajarkan yaitu Procedure Text di kelas 9 di SMP Suria Harapan School Jambi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktik saya ini yaitu meningkatkan keterampilan peserta didik kelas 9 dalam menyusun dan menulis Procedure Text dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan media visual. Selain itu, saya juga menerapkan pendekatan student's center dan TPACK dalam pembelajaran Procedure Text.Â
Seperti yang diketahui menulis merupakan salah satu skill bahasa inggris yang paling sulit dikuasai oleh peserta didik. Kemampuan menulis ini harus terus dilatih dan diasah sehingga bisa menemukan gagasan dan ide yang nantinya bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang baik. Seperti yang disampaikan oleh (Zainurrahman, 2011:2) bahwa Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak lagi dipahami hanya sekadar proses pengungkapan gagasan atau cara berkomunikasi dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis menempati urutan terakhir dan dalam proses perkembangan kehidupan seseorang dan yang paling sulit dikuasai. Maka dari itu, concern saya pada praktik ini yaitu ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide yang nantinya peserta didik bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan khususnya pada materi Procedure Text.
Proses pembelajaran adalah suatu langkah/urutan pelaksanaan yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-peserta didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh peserta didik. Melalui hasil belajar kita dapat mengetahui keberhasilan atau kekurangan dalam proses pembelajaran di sekolah.
(SITUASI) Adapun yang menjadi latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini yaitu karena beberapa faktor penyebab, baik itu dari guru ataupun peserta didik sehingga proses pembelajaran dirasa kurang maksimal dan efektif selama proses pembelajaran berlangsung. Faktor dari guru yaitu kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Selain dari itu, guru masih menerapkan metode konvensional seperti teacher's center dalam pembelajaran di kelas sehingga membuat peserta didik tidak terlalu antusias dan terlihat bosan dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan karena peserta didik hanya menerima saja apa yang dijelaskan terkait materi pembelajaran tanpa melibatkan mereka untuk bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.Â
Metode konvensional ini yang selalu diterapkan dalam pembelajaran di dalam kelas karena dianggap bahwa metode ini merupakan metode pengajaran yang tidak terlalu rumit untuk diterapkan karena hanya menjelaskan materi saja kepada peserta didik. Kemudian, kurangnya penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran yang seharusnya bisa mendukung pembelajaran jauh lebih menyenangkan bagi peserta didik. Faktor dari peserta didik yaitu masih kesulitan dalam mengembangkan ide yang akan mereka tuangkan dalam bentuk tulisan serta kurangnya kepercayaan diri peserta didik dalam menyampaikan pendapat khususnya pada saat diskusi maupun mempresentasikan hasil karya di depan kelas.
Kemudian praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena praktik pembelajaran ini dapat memotivasi saya agar bisa terus meningkatkan kompetensi saya sebagai guru kedepannya dalam menggunakan model maupun metode yang tepat dalam pembelajaran agar peserta didik bisa memahami pelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Selain dari itu, berbagi pengalaman kepada guru-guru yang memiliki permasalahan yang ada pada saat pembelajaran seperti bagaimana memotivasi siswa belajar, bagaimana menggunakan media yang menarik minat siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa khususnya dalam materi menulis Procedure Text Selain itu, penggunaan teknologi yang saya gunakan dalam pembelajaran sangat berdampak positif dalam menarik minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas.
(Tantangan) Dalam melaksanakan pembelajaran disekolah, terdapat hambatan yang menjadi tantangan dalam memaksimalkan proses pembelajaran. Guru masih kesulitan dalam merancang dan membuat media pembelajaran yang menarik dan inovatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada di RPP. Selain itu, manajemen waktu juga mempengaruhi guru dalam merencanakan pembelajaran. Karena tuntutan kurikulum guru harus mengerjakan seluruh perangkat administrasi yang dimana membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Karena itu, guru tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk bisa membuat rancangan pembelajaran yang menarik dan inovatif yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran bagi peserta didik.Â
Kemudian, beban guru yang terlalu padat ditambah tugas lainnya khususnya disekolah tempat saya mengajar banyak kegiatan sekolah yang tentunya menyita waktu guru untuk dapat membuat perangkat pembelajaran yang menarik dan inovatif. Kemudian, tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran yaitu kesulitan dalam menentukan, memberikan materi maupun LKPD sesuai dengan gaya belajar peserta didik atau sekarang sering disebut dengan pembelajaran berdiferensiasi. Kesulitannya yaitu guru harus mengetahui dan melihat kemampuan awal seluruh peserta didik dengan cara memberikan test diagnostik yang dimana ini membutuhkan waktu dalam melihat hasil pencapaian mereka dalam pertemuan tersebut. Setelah itu barulah guru bisa memetakan kemampuan siswa sesuai gaya belajarnya masing-masing. Selanjutnya, guru jarang memberikan pembelajaran yang faktual dan kontekstual kepada peserta didik sehingga peserta didik tidak mendapatkan pembelajaran yang bermakna sesuai pengalaman mereka dalam kehidupan nyata.
Oleh karena itu, guru harus mampu mencari model, metode dan pendekatan yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa selama proses pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga harus mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sesuai dengan karakteristik siswa yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.Â
Maka dari itu, saya mencoba menyusun pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan pendekatan yang bisa meningkatkan meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas dan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu di PPL siklus kedua ini saya menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan media visual untuk menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Widiasworo (2018:149) berpendapat bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan proses belajar mengajar yang menyuguhkan masalah kontekstual sehingga peserta didik terangsang untuk belajar. Masalah dihadapkan sebelum proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat memicu peserta didik untuk meneliti menguraikan dan mencari penyelesaian masalah tersebut.