Mohon tunggu...
muhammad ilhamnurulillah
muhammad ilhamnurulillah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

istilah kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Pujaan Hujan

13 Juni 2023   09:22 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:49 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @istilahkatakata

Hari ini hujan turun, Kau Tahu ? ini adalah hujan bulan juni. Hujan yang sempat menahan mu disini. Ditempat indah yang tidak berpenghuni hanya ada aku kamu dan Tuhan kita. Dari hujan aku belajar untuk tidak melihat yang jatuh tapi lihat yang tumbuh. Sebab aku tidak ingin cinta yang jatuh, aku ingin cinta yang tumbuh. Tidak terasa senja yang kuning keemasan itu jatuh, kamu adalah satu-satunya sosok yang berbinar saat malam tiba.

-

Aku yang menjumpaimu dengan senyan manis dibibir yang menyisakan serbuk kopi itu, hatiku berkata Aku ingin menjadi pendengar untuk setiap artikulasi indah yang kau ejah, aku ingin menjadi penulis dialektis romatika dengan mu sebagai pemeran utamanya. Sedikit dari harapan itu aku hanya mampu berdoa, melengkingkan hapan tanpa suara dihadapan ribuan bintang bersembahyang tanpa kata tapi riuh diangkasa, berdoa agar waktu berhenti sejenak, berdoa supaya jalanya dimudahkan.

-

Menemukan mu bukan tentang kebetulan, bahkan jika ini adalah sebuah kebetulan kau harus mengetahuinya sebab kebetulan adalah takdir yang bersemayam. Akan ku kenalkan kau pada hujan ditempat yang jauh. Akan ku perlihatkan bagaimaana ruang dan waktu bersekutu. Disana kita meramu kebahagiaan mengenadah kesederhanaan. Biarkan waktu yang Fana kita abadi.

-

Untuk perjalanan yang panjang, hidup adalah serangkaian pilihan yang selalu menjadi pertanyaan, angin menjadi teman setia yang tidak pernah bertanya kemana aku kan berlabuh. Kau tahu, Dibarat mentari tidak menemukan terik mega karena katanya pagi buta, ditimur langit tidak menemukana awan karena katanya hujan turun, diselatan senja tidak menemukan temaram karena katanya mentari terbenam, diutara bulan tidak menemukan redup karena katanya malam gelapa. Kemudian aku bentangkan layar kapal ku didermaga yang menghadap ketenggara.

-

Tabir cinta diujung senja, istilah yang jatuh pada takdir nyata. Terkadang kita perlu melambatkan langkah untuk melihat sesuatu yang lebih indah, Aku ingin memandang mu dari setiap sudut terindah, tertatih memujamu, bersemayaam diantara ayat-ayat cinta dan melodi kesederhanaan, Saat beribadah aku bertanya pada Tuhan ibadah apa yang setiap amalanya adalah dirimu. Sebab tentang menjadi manusia adalah menjadi hamba.

-

Biarkan aku mengenadah dan berdoa, jika fajar menahanku dilauatan akan ku tunggu sampai samuderanya mengering. Aku tidak bisa memaksa perasaan mu datang diwaktu yang tepat, barang kali kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah, atau mungkin kau adalah tidak mungkinan yang enggan ku lepaskan. Seorang sahabat pernah berkata Jangan ucapkan selamat tinggal karena tidak ada hati yang selamat saat ditinggal.

-

Demi angin pujaan hujan,  demi malam yang tidak pernah membeci takdir yang menjadikanya gelap, demi dauh yang tidak membenci angin yang membuatnya tumbuh, demi isyarat yang tidak sempat disampaikan hujan saat jatuh, kepada bunga yang membuatnya tumbuh. Aku menunggumu dititik dimana nyiur dilaut mulai berbaris dan melambaikan tangan.

Untuk wanita yang menari ditengah rintik hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun