Mohon tunggu...
Malendra Putri Anugraheni
Malendra Putri Anugraheni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah orang yang introvert yang mana selalu kehabisan energi segiap keluar jalan, maka dari itu saya mengembalikan energi saya dengan listening music, menonton film lebih tepatnya drakor, kemudian saya biasanya memilih untuk tidur. Topik yang saya suka baca adalah mengenai sejarah dan gaya hidup (lifestyle) seperti gaya berpakain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Temuan yang Mengenjutkan Fosil Manusia Purba di Sangiran: Sangiran 17

16 Juni 2022   10:30 Diperbarui: 16 Juni 2022   10:36 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

S-17 atau Sangiran 17 adalah salah satu temuan masterpiece di Sangiran yang sempat menghebohkan dunia, pasalnya temuan fosil manusia purba ini bisa dibilang temuan yang sempurna karena tempurung kepala masih utuh, bentuk dahi dan cekungan mata masih terlihat dan yang lebih istimewa adalah masih ada tinggalan gigi yang masih menempel di rahang fosil, terdapa 5 gigi yang masih menempel. Sangiran 17 merupakan salah satu fosil jenis Pithecanthrous Erectus atau Homo Erectus yang lengkap dariapada temuan Homo erectus sebelumnya. Sangiran 17 merupakan jenis Homo Erectus Tipik yang berusia 750 ribu tahun.

 Fosil Sangiran 17 di temukan pada tahun 1969 oleh seorang petani yang bernama Tukimin. Awalnya Pak Tukimin sedang menggarap sawah kemudian secara tidak sengaja menemukan fosil Sangiran 17 atau Homo erectus. Letak Sangiran 17 ditemukan berada di sebelah selatan Sungai Cemoro Dukuh Pucung, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Fosil ini ditemukan pada endapan pasir fluvio-volkanik formasi kabuh yang diperkirakan berusia 800.000- 700.000 tahun silam. Fosil Sangiran 17 tersebut kemudian diserahkan oleh Pak Tukimin ke Peneliti Geologi Bandung karena pada saat itu belum ada BPSMP di Sangiran. Fosil yang Sangiran 17 yang ada di Museum Sangiran hanya duplikat dari fosil asli yang disimpan di Museum geologi Bandung.

 Sangiran 17 merupakan temuan yang sangat istimewa dan penting bagi Sangiran dan dunia karena Sangiran 17 menjadi dasar untuk merekontruksi manusia purba. Padahal sebelum ditemukannya Sangiran 17 sangat sulit sekali merekontruksi manusia purba, sehingga dengan ditemukannya Sangiran 17 mempermudah merekontruksi manusia purba. Elisabeth Daynes seorang seniman asal Prancis telah berhasil merekontruksi wajah dari Homo Erectus dari profil tengkorak Sangiran 17. Ia memiliki bekal keilmuwan dan pengalaman dalam bidang seni Lukis dan ikonografi. Rekontruksi Sangiran 17 dipamerkan di Museum Sangiran pada tahun 2010. Jika anda ingin melihatnya anda dapat pergi ke museum Sangiran.

Referensi

Widodo, Setyo Wahyu. 2017. "Menyusuri Sungai & Sawah Demi Menemukan Fosil Sangiran 17". https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3483446/menyusuri-sungai--sawah-demi-menemukan-fosil-sangiran-17. Diakses 08 Juni 2022.

 BPSM Sangiran. 2017. "Legenda Sangiran 17". Legenda Sangiran 17 (kemdikbud.go.id). Diakses 08 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun