Sebagai calon Presiden Republik Indonesia, sejak usia dini saya harus melahap informasi dari berbagai surat kabar yang ada. Termasuk Majalah Tempo dan Koran Tempo, media massa punya reportase investigatif yang 'khas'. Sebagai salah satu media massa terbesar dan berpengaruh, Tempo kerap mendapat anugerah penghargaan. Saya mengapresiasi penghargaan yang diterima oleh Tempo dalam The 5th Indonesia Print Media Awards (IPMA) yang berlangsung di Kota Bengkulu, Sabtu, 8 Februari 2014. Tapi ada satu yang mengganjal hati saya yakni, Edisi Koran Tempo bertajuk "Ketua KPK: Korupsi Banten Kejahatan Keluarga" turut pula mendapat penghargaan. Padahal setahu saya, konsep cover edisi tersebut (Kepala tersusun tumpang tindih vertikal), pernah dipakai pada Majalah Tempo Edisi edisi 25-31 Oktober 2010, bertajuk “Polah Ring 1 SBY” dan meraih penghargaan Gold Winner di ajang yang sama pada 2011. Saya ingin menanyakan indikator yang dipakai tim juri untuk memutuskan pemenang penghargaan ini. Mengapa ada konsep yang dipakai lebih dari satu kali bisa menang? Bukankah ini plagiat ide (mengulang ide yang pernah dipublish)? Jika ini adalah keteledoran tim juri, mengapa tim juri tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu? Saya juga ingin mempertanyakan dari mana tim kreatif Tempo mendapatkan ide cover yang fenomenal ini, orisinal atau mengadopsi dari media massa di luar negeri?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI