Jadi Siapa yang Mengakui Taiwan?
Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Taiwan.
Negara ini mempunyai konstitusinya sendiri serta pemimpin yang dipilih secara demokratis, dan sekitar 300.000 tentara aktif di angkatan bersenjata.
Pemerintahan Chiang di pengasingan pada awalnya mengklaim mewakili seluruh China, yang ingin diduduki kembali. Ia menduduki kursi China di Dewan Keamanan PBB dan diakui banyak negara Barat sebagai satu satunya pemerintahan China. Namun pada 1970an beberapa negara mulai mengeluarkan pendapat berbeda bahwa Pemerintah Taipei tidak bisa lagi dianggap sebagai perwakilan sejati masyarakat yang tinggal di daratan China.
Akhirnya pada tahun 1978, AS menyadari adanya peluang perdagangan dan kebutuhan untuk mengembangkan hubungan. China secra resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing pada tahun 1979 yang menjadikan acuan bagi negara lain untuk mengakui taiwan sebagai negara menurun drastis dan menyisakan hanya 12 negara yang mengakui pulau tersebut saat ini. China memberikan tekanan diplomatik yang besar atau bahkan ancaman ekonomi kepada negara negara lain agar tidak mengakui Taiwan sebagai negara.
Negara kita, Indonesia, adalah contoh nyata dari besarnya tekanan serta ancaman yang diberikan oleh China. Ini adalah efek dari ketergantungan kita terhadap ekonomi China yang membuat kita mau tidak mau secara diplomatik tidak mengakui Taiwan sebagai Negara.
Bagaimana Hubungan China dan Taiwan?
Hubungan mereka mulai membaik pada tahun 1980an ketika Taiwan melonggarkan peraturan menganai kunjungan dan investasi di Tiongkok. Pada tahun 1991, ROC(Republic of China) menyatakan perang antara kedua negara telah berakhir.
China mengusulkan apa yang disebut opsi “1 negara, 2 sistem” yang di mana Taiwan dianggap sebagai bagian dari China yang memiliki Otonominya sendiri.
Taiwan menolak tawaran ini, menyebabkan Beijing bersekukuh bahwa pemerintahan ROC Taiwan tidak sah dan konflikpun mulai memanas kembali. Ini diperkuat dengan terpilihnya Chen Shui Bian sebagai presiden Taiwan pada tahun 2004 yang membuat China khawatir dengan kebijakannya.
Pada tahun 2016 Tsai Ing-wen, dari DPP, terpilih menjadi presiden. Di bawah pemerintahannya hubungan lintas selat memburuk yang menyebabkan China memutus komunikasi resmi dengan Taiwan setelah Tsai mengambil alih jabatan tersebut.