Mohon tunggu...
Ricki Maldini
Ricki Maldini Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Sejarah -

" Keyakinanmu itu tak perlu membeku dalam dadamu saudaraku, cair merupakan pilihan agar KEHORMATAN aku, kau dan mereka menjadikan nya ADA " { Betawi Meng-Indonesia }

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lampau

26 Mei 2018   06:34 Diperbarui: 26 Mei 2018   07:08 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: ajengafifah.wordpress.com

Ruang,

Telanjang dalam ranjang

Tangisan pertama yang menandakan

Darah disekujur tubuh

Mata yang penuh harapan, dan bibir semoga bukan penebar kebencian

Kau yang terlahir

Jelita, sang anak manusia

Waktu,

Di kala gelap itu, pukul satu

Manusia terjaga dan mengadu pada yang SATU

Hanya ada ocehan jangkrik dan suara ibu

Aku saksikan penuh haru

Tentang kau dan ibu

Akulah yang mendampingi hidupmu

Kau yang akan melintas

Perkembangan,

Hari-hari itu berlalu

Kau tumbuh menjadi jelitaku

Cantik parasmu menginginkanku

Tapi aku hanya waktu yang kau enyah

Kau khianati harapan ruang, ketika pertama itu

Perubahan,

Kau menikmati duniawi

Tapi mencaci,  kau tak memberi apa yang kau miliki

Kau hanya peduli pada eksistensi tanpa esensi

Kenyataan, menampar mu dan kau menangis tersiak-siak

Cepat atau lamban, ku harap kau bangkit dan bergerak

Aku tak membencimu

Lampau,

Aku, waktu yang bersamamu

Ku harap kau mengingat ku lagi jelita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun