Telanjang dalam ranjang
Tangisan pertama yang menandakan
Darah disekujur tubuh
Mata yang penuh harapan, dan bibir semoga bukan penebar kebencian
Kau yang terlahir
Jelita, sang anak manusia
Di kala gelap itu, pukul satu
Manusia terjaga dan mengadu pada yang SATU
Hanya ada ocehan jangkrik dan suara ibu
Aku saksikan penuh haru
Tentang kau dan ibu
Akulah yang mendampingi hidupmu
Kau yang akan melintas
Perkembangan,
Hari-hari itu berlalu
Kau tumbuh menjadi jelitaku
Cantik parasmu menginginkanku
Tapi aku hanya waktu yang kau enyah
Kau khianati harapan ruang, ketika pertama itu
Perubahan,
Kau menikmati duniawi
Tapi mencaci, Â kau tak memberi apa yang kau miliki
Kau hanya peduli pada eksistensi tanpa esensi
Kenyataan, menampar mu dan kau menangis tersiak-siak
Cepat atau lamban, ku harap kau bangkit dan bergerak
Aku tak membencimu
Lampau,
Aku, waktu yang bersamamu
Ku harap kau mengingat ku lagi jelita