Mohon tunggu...
MALANG REALITA
MALANG REALITA Mohon Tunggu... Seniman - Pemerhati Sejarah & Budaya

Wisata - Alam - Pedesaan - Sejarah - Kesenian - Budaya -Bakat dan Komunitas .

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengembangkan Potensi Wisata dengan Alat Musik Tradisional "Gabengan" Semakin Diminati

20 Februari 2018   07:48 Diperbarui: 22 Februari 2018   11:28 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya - Gabengan merupakan alat musik tradisional peninggalan leluhur. Dimana nama alat musik tersebut diambil dari nama bahan yang dibuat yakni, bambu gabeng ( bambu yang telah mati menua dan kering ). Dari bahan tersebut dengan proses tertentu, bentuk serta bunyinya dibuat menyerupai saran, gambang, gender, gong, demung, kenung, dll.

 Dengan semangat dan kecintaan akan warisan budaya lokal tersebut muda-mudi yang menamakan wadah kecintaanya " Kesenian Gabeng Tanaya " beralamat di Dukuh Maron RT 14, Desa Pujon Kidul, Pujon - Malang. Disela kesibukan keseharian mereka, selalu mengasah ketrampilan dalam memukul alat musik " Gabengan " dan krasi dalam penyajiannya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sudarsono, sesepuh yang sekaligus penggiat seni budaya tradisional Gabengan Pujon Kidul mengatakan " Pada jaman dahulu alat musik gabengan dibuat untuk hiburan pelepas lelah ketika diladang/disawah. Juga dibuat untuk pelipur sebelum istirahat malam, ketika tetembangan. Jadi sudah selayaknyalah, muda-mudi disini melestarikan disamping memang memiliki nilai positif, salah satunya untuk mempererat silaturahmi dan hiburan setelah seharian kerja". Ungkapnya disela menemani muda-mudi berlatih Gabengan.

Gabengan, menjadi satu alat musik sakral, mulai ketika alat musik tersebut dipadukan dan dibuat untuk mengiringi tembang-tembang yang bernuansa religi. 

Dari situ gabengan berkembang menjadi satu alat yang akhirnya digunakan untuk mengisi acara - acara tertentu yang bernuansa religi, spiritual, dan hiburan tertentu seperti acara panen raya, upacara bersih desa dan suguh dayoh atau menyambut tamu pembesar yang berkunjung.

Diceritakan, alunan dan tembang dari gabengan juga mempunyai nilai lebih. Pada Jaman dipercaya mampu menetralisir energi negatif, juga menentramkan hati dan pikiran.Disini termasuk konon bisa untuk terapi dan mengusir hama. 

Dalam pertunjukanya, seni gabengan disajikan dengan lantunan-lantunan tembang kuno dan tidak jarang dengan sendra tari teatrikal yang mengambil dari cerita rakyat lokal, seperti babat, legenda, termasuk penyampaian petuah kuno dengan sarana wayang yang terbuat dari iratan bambu. (Bersambung).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun