Budaya - Gabengan merupakan alat musik tradisional peninggalan leluhur. Dimana nama alat musik tersebut diambil dari nama bahan yang dibuat yakni, bambu gabeng ( bambu yang telah mati menua dan kering ). Dari bahan tersebut dengan proses tertentu, bentuk serta bunyinya dibuat menyerupai saran, gambang, gender, gong, demung, kenung, dll.
 Dengan semangat dan kecintaan akan warisan budaya lokal tersebut muda-mudi yang menamakan wadah kecintaanya " Kesenian Gabeng Tanaya " beralamat di Dukuh Maron RT 14, Desa Pujon Kidul, Pujon - Malang. Disela kesibukan keseharian mereka, selalu mengasah ketrampilan dalam memukul alat musik " Gabengan " dan krasi dalam penyajiannya.
Gabengan, menjadi satu alat musik sakral, mulai ketika alat musik tersebut dipadukan dan dibuat untuk mengiringi tembang-tembang yang bernuansa religi.Â
Dari situ gabengan berkembang menjadi satu alat yang akhirnya digunakan untuk mengisi acara - acara tertentu yang bernuansa religi, spiritual, dan hiburan tertentu seperti acara panen raya, upacara bersih desa dan suguh dayoh atau menyambut tamu pembesar yang berkunjung.
Diceritakan, alunan dan tembang dari gabengan juga mempunyai nilai lebih. Pada Jaman dipercaya mampu menetralisir energi negatif, juga menentramkan hati dan pikiran.Disini termasuk konon bisa untuk terapi dan mengusir hama.Â
Dalam pertunjukanya, seni gabengan disajikan dengan lantunan-lantunan tembang kuno dan tidak jarang dengan sendra tari teatrikal yang mengambil dari cerita rakyat lokal, seperti babat, legenda, termasuk penyampaian petuah kuno dengan sarana wayang yang terbuat dari iratan bambu. (Bersambung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H