Mohon tunggu...
MALANG REALITA
MALANG REALITA Mohon Tunggu... Seniman - Pemerhati Sejarah & Budaya

Wisata - Alam - Pedesaan - Sejarah - Kesenian - Budaya -Bakat dan Komunitas .

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pecinta Seni Budaya Pujon Lestarikan Gambangan Sebagai Alat Musik Unik Warisan Leluhur

18 Februari 2018   22:40 Diperbarui: 4 September 2018   10:40 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya - Budaya lokal biasanya di defenisikan sebagai budaya asli kebudayaan nasional Indonesia, berbagai macam keragaman yang ada di Indonesia dari sebuah kelompok Masyarakat lokal di setiap daerah di Indonesia. 

Perkembangan budaya lokal di Indonesia juga mempengaruhi generasi generasi muda di setiap daerah di Indonesia dalam menjaga, melestarikan, dan menanamkan nilai nilai budaya lokal yang sudah ada sejak dulu sebelum Indonesia merdeka.

 Tetapi di zaman modern sekarang ini budaya lokal agak terlupakan oleh generasi generasi muda karena perkembangan zaman dan pengaruh nya budaya asing yang masuk di Negara Indonesia.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dengan semangat kecintaan seni budaya warisan leluhur yang pernah ada. Seniman kelahiran Malang ini, kembali menggali dan melestarikan seni budaya tersebut, agar budaya lokal tetap terjaga tidak akan hilang seiring pergantian zaman. Dengan membuat bengkel pembuatan alat musik tradisional yang beralamay di Dukuh Krajan, Gang Musholah RT 04. Desa Wisata Pujon Kidul, Pujon Malang.

"supaya kebudayaan lokal tetap terjaga kita harus melestarikan kearifan budaya lokal dengan cara menggali dan memperkenalkan budaya kita ke kancah dunia. agar dunia lebih mengenal Indonesia dengan keaneka ragaman budaya yang kita miliki. Mungkin generasi muda zaman sekarang telah banyak yg melupakan atau bahkan belum tahu beraneka budaya diindonesia yang diwariskan oleh leluhur, termasuk tentunya yang pernah ada di daerah kita sendiri." Ungkap Ade, sesepuh Komunitas Gabengan yang akrab dengan sapaan Ki Ageng Sruput dalam dunia online ini.

Gabengan, di Pujon merupakan alat musik yang sudah ada sejak dahulu. Dimana pada jaman nenek moyang biasa digunakan untuk hiburan masa tanam dan juga digunakan untuk hiburan menjelang istirahat malam.

"Gabengan atau Gandoran menurut cerita pinisepuh yang berhasil kami kumpulkan. Adalah alat musik yang dulu digunakan untuk menghibur diri ketika istirahat masa tanam disawah. Juga menjadi pengiring tembang saat jelang malam. Biasanya ketika anak- anak masih ramai bermain di halaman ketika padang bulan. Entah itu untuk mengiringi nyanyian mereka dan juga hiburan ketika memberikan  dongeng-dongeng pitutur pada mereka dan kadang dipadukan dengan sarana wayang iratan " Lanjut seniman pengrajin yang aktif dalam ragam  kreasi seni ini.

"Nah, dengan membuat bengkel kreasi seni dan Griya Tari Tradisional. Harapan kami para pecinta seni budaya lokal bersemangat untuk mengangkat kembali dan menjadikan Gabengan sebagai kesenian, disamping menjadikan program kreatifitas peluang usaha sampingan, yang terpenting adalah untuk melestarikan gabengan agar tetap ada dengan alunan-alunan nada yang khas.

Dan, upaya itu salah satunya adalah dengan melayani pemesanan pembuatan alat musik dari bambu gandor bagi siapapun yang berminat. Sesuai dengan nama Gabengan, tidak sembarang bahan bambu yang kami gunakan untuk membuatnya. Tetapi, selain bambu gandor ( bambu yang telah mati mengering ) juga ada ketentuan-ketentuan lain yang bagi saya adalah budaya yang harus tetap dijaga sebagai warisan leluhur.". Pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun