Mohon tunggu...
Malaikat Pintar
Malaikat Pintar Mohon Tunggu... -

Malaikat Pintar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Madesu "Masa Depan Suram"

19 September 2013   08:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:41 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebagian kita telah sering mendengar istilah ini, namun dalam tulisan ini saya akan memperkaya dengan paradigma yang lebih luas atau lebih tepatnya lebih jauh. Tulisan ini hanya menyambung apa yang sudah banyak ditulis atau dibicarakan para Penulis/Pembicara yang bijaksana.

Madesu alias "Masa Depan Suram", kalimat ini kita tanggap sebagai kalimat sederhana saja yakni kondisi seseorang dimana tidak mendapatkan Masa Depan yang sukses. Kita bisa artikan Penuh Masalah, Kekurangan Pangan, Tidak Punya Pekerjaan, Tidak Memiliki Tempat Tinggal, Tidak ada seorangpun yang mau menjadi pendamping hidup, banyak hutang dan sejenisnya. INTI-nya kondisi yang Pasti tidak disukai semua orang.

Kita semua tahu akan hukum sebab akibat. Jadi Masa Depan Suram ini diakibatkan masa lalu / masa sekarang yang tidak menunjukkan benih keberhasilan untuk bekal di masa yang akan datang. Jadi Rumusnya sebenarnya sederhana, Jika kita tidak mau Masa Depan kita suram, maka kita harus mempersiapkan perbekalan sebaik-baiknya untuk masa depan. Dengan alasan inilah hampir semua orang tua menyekolahkan anaknya, tentu agar anak di kemudian hari memiliki pekerjaan dan hidup layak alias masa depan cerah. Dengan alasan ini pula para pekerja bekerja keras, ya untuk mempersiapkan masa depan dan hari tua. Jika seseorang memiliki tabungan sebagai bekal yang cukup untuk hari tua, maka seseorang itu sudah ada jaminan masa depan cerah. Namun jika seseorang tidak memiliki bekal yang cukup untuk masa yang akan datang, maka dia akan hidup terlunta-lunta alias masa depan suram.

Baik, kalau hal itu sudah biasa dan sudah diketahui banyak orang... lalu dimana letak yang saya katakan akan meneruskan ke paradigma yang lebih jauh !?? Baik kita mulai membuka pikiran dan rasa kita untuk menelusuri lorong kehidupan yang jarang dilalui orang-orang. Siap?

Jika selama ini orang-orang hanya berfikir masa muda untuk belajar dan masa dewasa untuk bekerja untuk bekal di hari tua. Maka kita akan membahas setelah hari tua. Kok setelah hari tua ? ya, maksud saya setelah tua pasti akan ada kematian dan kita akan hidup dalam Dunia Baru. Pernahkah kita berfikir lebih lengkap tentang kehidupan di Dunia Baru ini ? Sudahkah kita mempersiapkan diri dan mengumpulkan perbekalan yang cukup !?

Berikut ini ilustrasi sederhana yang bisa kita jadikan pelajaran:
Jika kita melakukan perjalanan ke suatu tempat, pasti kita akan mempersiapkan perbekalan. Semakin jauh jarak yang kita tempuh dan semakin lama waktu yang diperlukan maka perbekalan yang kita siapkan juga lebih banyak. Sepakat bukan !?

sebagai contoh, misalkan seseoran dari Jakarta mau pergi ke Bandung. Tentu dia akan membawa beberapa rupiah untuk biaya perjalanan, katakanlah 100rb cukup. Namun ketika dia ingin bepergian dari Jakarta ke Surabaya, tentu bekalnya 100rb tidaklah cukup, dia harus membawa lebih banyak uang. disamping itu, diap juga mungkin perlu membawa bekal pakaian ganti. Belum lagi jika dia mau pergi dari Jakarta ke Bali beberapa hari, tentu uang yang disiapkan harus lebih banyak karena dia harus membeli Tiket Pesawat PP, Biaya Hotel untuk penginapan, Makan, Ganti dsb. Apalagi jika seseorang itu mau pindah dari Jakarta mau hidup di Kalimantan, katakanlah Balikpapan. Tentu dia harus mempersiapkan bekal LEBBIH untuk kehidupan barunya di Balikpapan. Dia harus memikirkan rumah/kontrakan untuk tempat tinggal, pekerjaan/usaha disana, dan sebagainya.

Logika itu sangat bisa kita terima bukan. Bayangkan jika seseorang pindah tempat tinggal tanpa memikirkan bekal itu, hanya berbekal Nekad. Tentu masa depannya di tempat tinggal itu tidak pasti dan lebih banyak dari mereka terlantar, pengangguran dan yang parah bisa menjadi gelandangan. Tak ubahnya orang-orang dari berbagai daerah yang merantau ke Jakarta tanpa bekal. Bukan saya menyalahkan mereka, tapi menyarankan untuk siapkan dulu Bekal baru kita melangkah.

Lalu sudahkah kita mempersiapkan dengan cukup kehidupan baru kita di kehidupan Akhirat ? padahal kita semua tahu kita pasti (mau tidak mau) akan pindah tempat tinggal dari dunia ke akhirat. Lalu cukupkah bekal kita? padahal Akhirat itu jaraknya sangat jauh dan kita bertempat disana SELAMANYA. Lalu cukupkah kita berbekal uang Jutaan atau Milyaran rupiah ? secara logika tidak cukup, katakanlah jika kita membawa bekal 1 Milyar rupiah, lalu katakanlah biaya hidup perbulan 5 juta/bulan. Maka uang itu hanya cukup untuk hidup 200 bulan alias 16 tahun saja. Jadi 1 Miliyar saja tidak cukup apalagi uang ribuan yang kita sumbangkan dengan niat sebagai bekal akhirat ... mana cukuuuup !?

Lha terus bagaimana ??? seharusnya kita berfikir komprehensif namun tetap sederhana, ya biar tidak stress kita :) baik berikut ini yang kita perlu pikirkan:

Dalam menyiapkan kehidupan kita di Alam Keabadian, kita perlu berfikir "apa yang kita perlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, agar kehidupan kita bisa berjalan sesuai harapan!?"
Dunia sekarang ini bisa kita jadikan cermin atau gambaran,


  • Jika kita di dunia ini Tidak ada Tumbuhan dan Hewan sebagai sumber makanan kita, apa kita bisa hidup ? tentu tidak bukan. Jadi tentu di Kehidupan kita nanti juga membutuhkannya untuk makanan kita.
  • Jika di dunia ini tidak ada air untuk kita minum, apa kita bisa hidup ? tentu tidak bukan !? berarti tentu kita membutuhkan air di kehidupan yang akan datang.
  • Jika di dunia ini tidak ada Udara (Oksigen) untuk bernafas, maka tentu kita akan membutuhkan udara untuk kehidupan kita nanti. masa kita mau hidup di ruang hampa udara, tidak bukan !?
  • Jika di dunia ini kita tidak ada BUMI untuk berpijak, apa kita bisa hidup normal !? tentu tidak bukan, kita akan melayang-layang seperti astronot yang jalan saja susah apalagi main kejar-kejaran sama istri/suami kita :)
  • Jika di dunia ini tidak ada Matahari, tentu tidak akan ada kehidupan di Bumi ini, jadi kita juga perlu Matahari dalam kehidupan kita nanti.


Wuiih... ternyata pemikiran sederhana di atas, menjawab pada kita bekal yang harus kita siapkan SANGAT BANYAK. Lalu pertanyaannya, kalau membawa uang sih enak bisa ditaruk di dompet, mbawa makanan bisa dibungkus dimasukkan tas. Terus gimana kita membawa bekal Matahari, BUMI seisinya termasuk Air, Udara, Api, Tumbuhan, Hewan dsb itu ????

Hehe ... tenang, saya sudah melalui pusingnya memikirkannya. Jadi rekan-rekan tidak perlu berfikir keras lagi :) Kuncinya sangat sederhana. ALLAH itu Wujud tapi Gaib jadi kita harus bisa menemuinya secara Gaib, ada yang mengatakan ALLAH itu Roh, maka sembahlah (datangilah) dengan Roh dan Kebenaran. Dan kita sudah tahu untuk menghadap ALLAH itu tidak perlu membawa raga kita pergi jauh menembus langit ke-7. Kita sudah diajarkan sejak kecil jika kita ingin menghadap ALLAH dengan Doa, ya dengan Doa Sembah Sujud, seseorang itu pada dasarnya Roh dan Jiwanya sedang menghadap dan bersujud kepada ALLAH.
Dan di kehidupan nanti, yang kembali adalah Roh dan Jiwa kita bukan !?

Jadi hanya berdoa sembah sujud, Roh dan Jiwa kita menghadap ALLAH. Itu artinya Kunci kembali kepada ALLAH adalah Doa Sembah Sujud. Lalu pertanyaannya bagaimana membawa Matahari, Bumi dan seisinya tadi !? Jawab sederhanyanya adalah di-sembah sujudkan. Atau kita bawa mereka semua dalam doa sembah sujud kita kepada ALLAH. Sederhana bukan !? tapi dibalik kesederhaan ini, itu KUNCI luar biasa untuk bekal Masa Depan Cerah kita di Alam Keabadian. Kita bisa membawa mereka dalam doa satu persatu, atau jika kita mau meringkasnya, cukup kita sebut SEMUA CIPTAAN ALLAH.

Jadi mari kita berdoa bersama:

"Ya ALLAH, kuhaturkan sembah sujudku bersama dengan segenap CiptaanMU yang telah memberi tempat, serta makan dan minum seumur hidupku. Hanya kepadaMU kami menyembah dan Hanya kepadaMU kami memohon"... amin

Catatan:


  • Bawa Doa ini sebagai doa kita sehari-hari
  • Saran dan Pertanyaam bisa dikirimkan ke alamat email : malaikat.pintar@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun