Mohon tunggu...
Malaikat Abstrak
Malaikat Abstrak Mohon Tunggu... profesional -

puisi sebagian serpihan jiwa---- lukisan sebagai bagian jiwa---- photography melihat dunia---- sekiranya hobby menjadi alasan malaikatabstrak menulis lewat kompasiana---- ......... memberikan sebuah arti sebenarnya melalui bingkai kata-kata dalam rangkaian makna berharap menjadi jendela manusia. -menelaah Malaikat Abstrak, tidak semudah melempar batu di atas air-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hampa Bahagia

12 Juli 2013   19:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampa Bahagia

_____

Dalam detik-detik kujaga

Hangatnya cerita

Dalam detik-detik kurasa

Betapa beruntungnya kita

_______

Berbagi suka dan duka

Mengerti keadaan manusia sesungguhnya

Menjabarkan segala pelajaran berharga

Menjadikan sebuah kekuatan dimasanya

______________

Hanya memandang

Bahunya yang rapuh

Dibelakang

Dalam gerimis hujan yang mendinginkan jalan

Kuatkah Dia sendirian

Dalam kegelapan ruang hampa direlung jiwanya

Menatap matanya yang lembut

Membuat Aku tidak ingin meningalkan

____________

Dimana Aku

Tanpa dirimu

Dimana Aku

Tak dapat berkata apapun

Dimana Aku tidak menjadi Aku

Bila dimana dirimu menjadikanku rindu

______________

Sekarang

______________

Menolehlah

Agar Aku tau betapa Kau menungguku

Menolehlah

Bahwa Kau membutuhkan Aku

Menolehlah

Bahwa Kau menjagaku

Menolehlah

Agar Kau tahu Aku ada untukmu

______________

Kupeluk relung hati yang menyelamatkanku

Membuka kembali lembar-lembar tanpa menulisnya

Menyegel semua dalam satu kata

“Kakak”

Kehampaan tercipta

Berbagi rasa Abadimasanya (8 Juli 2013)

Dalam diam

Adikku

Satu hal yang perlu Kau tahu

Bahwa Aku menyayangimu

Dikejauhan (2 Juli 2013)

___________
Pare, 8 Juli 2013

__________

-tertandamalaikatyangmengakar-



Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun