Hujan sudah beberapa kali turun membasahi bumi.
Tumbuhan yang layu kini telah tersenyum kembali.
Udara yang panas berganti sejuk hingga dingin, dan pelukan terasa lebih bermakna lagi.
Lewat hujan, bumi yang merindu perlahan terobati.
Dan hanya lewat kekasihlah hatiku yang merindu terobati.
Hujan, hatiku masih saja kemarau meski kamu berulang kali hadir.
Sempat ada yang hadir, aku kira kekasihku, ternayat dia hanya gerimis.
Menetes pada hati yang kering, lalu pergi menyisahkan kenangan abadi.
Perlahan harapan itu mengering, menjadi debu tersapa angin dan pergi.
Tak mengapa jika aku tak bisa memeluk seorang kekasih di malam yang dingin sehabis hujan.
Setidaknya aku tengah berjuang untuk memeluk kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H